Translate

Rabu, 02 September 2015

saluran-saluran islamisasi di Nusantara


Mengidentifikasi saluran-saluran islamisasi di Nusantara


Proses sosialisasi agama islam tidak hanya dilakukan melalui perdagangan. Namun dapat pula dilakukan melalui jalur perkawinan, sufisme, birokrasi, pendidikan dan kesenian.
           1.      Perdagangan.
Dalam jalur perdagangan, perdagangan agama islam dibuktikan dengan banyaknya pedagang muslim ( Arab, India, dan Persia ) yang bbermukim di pesisir pulau Jawa. Para pendatang dari luar nusantara tersebut mulai melakukan interaksi dengan penduduk setempat. Selain melakukan aktivitas perdagangan yang mendatangkan keuntungan, mereka mulai mendirikan masjid-masjid dan mengajarkan islam kepada penduduk setempat. Di beberapa tempat, penguasa-penguasa Jawa seperti para bupati banyak yang memeluk agama islam. Hal ini dikarenakan hubungan ekonomi dengan pedagang-pedagang muslim. Perkembangan selanjutnya menunjukan ada pengambilalihan perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat itu oleh muslim-muslim baru tersebut.
Contoh misalnya, kerajaan Samudera Pasai, Ternate, Jepara, Demak, Aceh, Padang, Banten, Cirebon, Banjarmasin, Makasar, kesemuanya itu merupakan tempat-tempat yang pertama kali ditemukan pengaruh/bukti kedatangan islam. Tempat-tempat itu terletak di jalur perdagangan Nusantara dan Internasional pada saat itu.

             2.      Perkawinan.
Melalui perkawinan, para pedagang muslim menikah dengan putri-putri bangsawan setempat karena dipandang memiliki status sosial yang lebih baik dibandingkan pribumi kebanyakan. Sebelum menikah para putri tersebut diislamkan lebih dahulu. Otomatis pula keturunanya memeluk agama islam.
Salah satu contohnya adalah Raden Rahmat/Sunan Ngampel dengan Nyai Manila.
  1. Pendidikan.
Kita mengetahui saluran penyebaran islam lainya adalah melalui pendidikan yang terlihat dari banyaknya pesantren yang didirikan oleh para ulama dan kiai untuk mengajarkan agama islam kepada para santri. Setelah menyelesaikan pendidikanya mereka membawa agama islam ke kampung halamanya dan diajarkan kepada penduduk setempat.
Contonya adalah Pesantren glagahwangi yang didirikan oleh Raden Patah.Pondok ampel denta di surabaya yang didirikan oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel).
  1. Tasawuf ( Sufisme)
Para pengajat tasawuf memiliki kemampuan dalam soal-soal magis dan memiliki kekuatan untuk menyembuhkan. Hal ini sangat dekat dengan alam pikiran penduduk setempat yang masih dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu.
Contoh buku-buku tasawuf adalah Asrar al Insan fi ma’rifa al ruh wa’l-rahman karya Nur al-Din al-Raniri. Kifayat al-Muhtajin karya Abd al-Raufi.
  1. Kesenian
Kesenian juga memiliki peranan penting dalam penyebaran agama islam. Melalui seni budaya seperti Wayang, seni ukir dan sastra, Islam juga diterima oleh masyarakat pribumi.
Contoh seni ukir ini terdapat di pintu Masjid Demak, sedangkan sastra yang berkembang adalah Hikayat, Babad, Syair, dan Suluk.
  1. Birokrasi
Dalam sistem birokrasi, kerajaan-kerajaan Islam melalui raja-raja setempat telah berhasil menanamkan pengaruh Islam antara lain dengan penaklukan kerajaan-kerajaan non islam dan mengislamkan penduduk setempat.
Contoh, islamisasi yang terjadi di Banten dan daerah sekitarnya setelah direbut oleh Falatehan yang merupakan utusan dari kerajaan Demak. Masuknya Raja ternate, Sultan Mahrum menjadi pemeluk agama islam yang diikuti oleh Sultan Zainal Abidin, setelah itu banyak orang Maluku yang masuk Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar