A Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Konflik Antara Indonesia dengan Belanda
LATAR BELAKANG
Setelah dua kota (Hiroshima dan Nagasaki) yang menjadi pusat persenjataan Jepang dimusnahkan oleh bom atom Amerika pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, Jepang mulai menyadari kekalahannya dalam Perang Dunia II yang sebenarnya sudah mulai dirasakan sejak awal tahun 1944 terutama setelah gagalnya serangan Jepang di Laut Karang yang menandai periode titik balik PD II.
Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II tersebut membawa dampak yang sangat besar bagi keberadaan Indonesia yang sedang mulai dibentuk. Sebabnya setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu (15 Agustus 1945), Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan. Secara hukum wilayah Indonesia sudah bukan lagi dalam kekuasaan Jepang, namun belum juga menjadi kekuasaan siapapun, termasuk sekutu, sebab pasukan sekutu yang seharusnya menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang belum datang ke Indonesia.
Penyerahan kekuasaan wilayah Indonesia dari tangan Jepang akan dilaksanakan oleh tentara sekutu : AFNEI. Kedatangan AFNEI semula disambut baik oleh rakyat Indonesia karena disangka akan menyerahkan kekuasaan Indonesia kepada rakyat Indonesia sendiri yang telah memproklamasikan kemerdekaannya sejak tanggal 17 Agustus 1945, ternyata salah.
Ikut serta pegawai sipil Belanda (NICA) dalam Tentara Sekutu (AFNEI) menimbullkan kecurigaan bagi rakyat Indonesia. Kecurigaan tersebut menjadi nyata hingga menimbulkan konflik terbuka antara NICA dengan bangsa INdonesia. Dengan dmikian juga merupakan konflik antara INdoensia dengan BElanda.
1. Kedatangan Tentara Sekutu Diboncengi oleh NICA
·
Pada tanggal 10
September 1945 Panglima Bala Tentara Kerajaan Jepang di Jawa mengumumkan bahwa
pemerintahan akan diserahkan kepada Sekutu dan tidak kepada pihak Indonesia.
·
Pada tanggal 14
September 1945 Mayor Greenhalgh datang di Jakarta. la merupakan perwira Sekutu
yang pertama kali datang ke Indonesia. Tugas Greenhalgh adalah mempelajari dan
melaporkan keadaan di Indonesia menjelang pendaratan rombongan Sekutu.
·
Pada tanggal 29
September 1945 pasukan Sekutu mendarat di Indonesia antara lain bertugas melucuti
tentara Jepang. Tugas ini dilaksanakan Komando Pertahanan Sekutu di Asia
Tenggara yang bernama South East Asia Command (SEAC) di bawah pimpinan Lord
Louis Mountbatten yang berpusat di Singapura. Untuk melaksanakan tugas itu,
Mountbatten membentuk suatu komando khusus yang diberi nama Allied Forces
Netherland East Indies (AFNEI) di bawah Letnan Jenderal Sir Philip Christison.
Adapun tugas AFNEI di Indonesia adalah :
1. menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang;
2. membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu;
3. melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan;
4. menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah sipil; dan
5. menghimpun keterangan dan menuntut penjahat perang.
1. menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang;
2. membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu;
3. melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan;
4. menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah sipil; dan
5. menghimpun keterangan dan menuntut penjahat perang.
Pasukan AFNEI mulai mendarat di Jakarta
pada tanggal 29 September 1945 yang terdiri dari tiga divisi yaitu :
1. Divisi India ke-23, di bawah pimpinan Mayor Jendral D.C. Hawthorn yang bertugas untuk daerah Jawa Barat;
2. Divisi India ke-5, di bawah pimpinan Mayor Jenderal E.C. Marsergh yang bertugas untuk daerah Jawa Timur;
3. Divisi India ke-26, di bawah pimpinan Mayor Jenderal H.M. Chambers yang bertugas untuk daerah Sumatra.
1. Divisi India ke-23, di bawah pimpinan Mayor Jendral D.C. Hawthorn yang bertugas untuk daerah Jawa Barat;
2. Divisi India ke-5, di bawah pimpinan Mayor Jenderal E.C. Marsergh yang bertugas untuk daerah Jawa Timur;
3. Divisi India ke-26, di bawah pimpinan Mayor Jenderal H.M. Chambers yang bertugas untuk daerah Sumatra.
· Pasukan-pasukan AFNEI hanya bertugas di Sumatera dan
Jawa, sedangkan untuk daerah Indonesia lainnya diserahkan tugasnya kepada
angkatan perang Australia.
· Pada mulanya kedatangan Sekutu disambut dengan senang
hati oleh bangsa Indonesia. Hal ini karena mereka mengumandangkan perdamaian.
Akan tetapi, setelah diketahui bahwa Sekutu secara diam-diam membawa
orang-orang Netherland Indies Civil Administration (NICA), yakni
pegawai-pegawai sipil Belanda maka bangsa Indonesia curiga dan akhirnya
menimbulkan permusuhan.
2. Kedatangan Belanda (NICA) Berupaya untuk Menegakkan Kembali Kekuasaannya di Indonesia
· NICA berusaha mempersenjatai kembali KNIL (Koninklijk
Nerderlands Indisch Leger, yaitu Tentara Kerajaan Belanda yang ditempatkan di
Indonesia).
· Sebagai pimpinan AFNEI, Christison menyadari bahwa
untuk kelancaran tugasnya diperlukan bantuan dari Pemerintah Republik
Indonesia. Oleh karena itu diadakanlah perundingan dengan pemerintah RI.
Christison mengakui pemerintahan de facto Republik Indonesia pada tanggal 1
Oktober 1945. la tidak akan mencampuri persoalan yang menyangkut status
kenegaraaan Indonesia.
· Dalam kenyataannya pasukan Sekutu sering membuat
hura-hara dan tidak menghormati kedaulatan bangsa Indonesia. Gerombolan NICA
sering melakukan teror terhadap pemimpin-pemimpin kita. Dengan demikian bangsa
Indonesia mengetahui bahwa kedatangan Belanda yang membonceng AFNEI adalah
untuk menegakkan kembali kekuasaannya di Indonesia.
Oleh karena itu
bangsa kita berjuang dengan cara-cara diplomasi maupun kekuatan senjata untuk
melawan Belanda yang akan menjajah kembali. Konflik antara Indonesia dengan
Belanda ini akhirnya melibatkan peran dunia intemasional untuk
menyelesaikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar