Translate

Rabu, 02 September 2015

Dampak Perang Dunia II Terhadap Kebebasan Wanita Di Filipina




Dampak Perang Dunia II Terhadap
Kebebasan Wanita Di Filipina


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Masalah peperangan tidak bisa dilepaskan dari sejarah kehidupan manusia. Peperangan sudah ada sejak manusia hidup dalam kelompok-kelompok sosial. Sosiologi melihat peperangan sebagai masalah sosial yang paling sulit dipecahkan (Soerjono Soekanto).
Perang merupakan turunan sifat dasar manusia yang tetap sampai sekarang memelihara dominasi dan persaingan sebagai sarana memperkuat eksistensi diri dengan cara menundukan kehendak pihak yang dimusuhi. Dengan mulai secara psikologis dan fisik. Dengan melibatkan diri sendiri dan orang lain baik secara kelompok atau bukan. (Wikipedia bahasa Indonesia).
Perang Dunia II menggambarkan kekuatan serta peran Negara Asia seperti Jepang. Walau demikian pada peristiwa tersebut Jepang akhirnya mengalami kekalahan, hal inilah yang kemudian menjadi faktor pendorong lahirnya nasionalisme Negara-negara di Asia Tenggara seperti Filipina (4 Juli 1946). (Soebantardjo:1953:203).
Filipina bisa dikatakan sebagai Negara yang paling cepat mencapai progresif dalam perkembangannya di Asia. Adapun langkah yang dilakukan oleh Negara bekas jajahan Spanyol ini dalam mengatasi masalah negaranya dan Asia ialah dengan melakukan berbagai cara seperti mengadopsi perpaduan tiga sistem yang berasal dari Asia, Eropa dan Amerika. Dengan pola diatas maka Filipina dapat mencapai kemajuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegaranya. (Romulo,Carlos P ;243).
Demikian pula dengan adanya Perang Dunia II yang ikut berperan dalam kemajuan Negara Joze Rizal ini. Apabila bicara kemajuan maka pada dasarnya Negara Filipina tidak pernah lepas dari peran wanita contohnya saja Ny. Corazon Aquino yang resmi dilantik menjadi presiden Filipina pada 25 Februari 1986. (Mangandaralam, Syahbuudin:1987:46). Dengan demikian maka Wanita Filipina merupakan bagian yang tidak boleh dilepaskan dari sejarah Filipina dan tentunya keberadaan peran wanita ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan Negara tersebut. Adanya fenomena perkembangan Wanita Filipina sesudah Perang Dunia II merupakan salah satu keadaan yang harus dibahas lebih lanjut. Apalagi perkembangan Wanita Filipina saat itu sudah merambah kedunia kerja, bahkan dunia malam sekaligus.
Penulis memilih judul, “Dampak Perang Dunia II Terhadap Kebebasan Wanita Di Filipina”, karena penulis melihat bahwa peperangan merupakan masalah sosial yang mempunyai dampak paling luas dalam kehidupan sosial masyarakat,  bahkan menimbulkan berbagai masalah sosial yang lain dan sebagai syarat mengikuti mata kuliah Sosiologi.

1.2  Rumusan Masalah
  1. Apa yang disebut sebagai masalah sosial ?
  2. Apa arti peperangan dalam istilah sosiologi?
  3. Bagaimana peran wanita di Filipina setelah Perang Dunia II?
  4. Bagaimana perkembangan kebebasan wanita di Filipina ?

1.3  Tujuan
  1. Mengetahui pengertian masalah sosial
  2. Mengetahui pengertian peperangan
  3. Mengetahui peranan wanita Filipina.
  4. Mengetahui perkembangan kebebasan di Filipina terhadap kaum wanita





BAB II
PEMBAHASAN
PEPERANGAN SEBAGAI SUATU MASALAH SOSIAL

2.1  Pengertian Masalah Sosial
Masalah social merupakan suatu ketidak sesuaian antara unsure-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok social, atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok social tersebut sehingga menyebabkan kepincangan ikatan social.
Masalah soaial merupakan akibat interaksi social antara individu, antara individu dengan kelompok, atau antar kelompok. Interaksi social berkisar pada ukuran nilai adat-istiadat, tradisi dan ideology, yang ditandai dengan suatu proses social yang disosiatif.
2.2  Pengertian Peperangan
Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik ( dalam arti sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan kekerasan ) antara dua atau lebih kelompok manusia untuk melakukan dominasi di wilayah yang dipertentangkan.
Jenis-jenis perang :
-          Perang umum adalah perang yang mengejar tujuan luas dengan menggunakan seluruh kemampuan Negara dan dilakukan diseluruh dunia.
-          Perang terbatas adalah perang yang terjadi antara dua bangsasaja atau perang yang tidak melibatkan banyak bangsa secara luas dilihat dari sudut tujuan, penggunaan kekuatan, dan lingkup wilayah.( Wikipedia Bahasa Indonesia).
Dalam istilah sosiologi peperangan merupakan suatu bentuk pertentangan dan juga suatu lembaga kemasyarakatan. Peperangan merupakan bentuk pertentangan yang setiap kali diakhiri dengan suatu akomodasi.(Soerjono Soekanto).
2.3  Peperangan Sebagai Masalah Sosial
Peperangan bisa dilatar belakangi oleh berbagai kepentingan, baik ekonomi, politik, ideologi, maupun kebudayaan.
Perang antara pasukan belanda dengan raja-raja di ilayah nusantara kala itu bisa dilandasi karena kepentingan politik/kekuasaan dimana pihak belanda berusaha menguasai wilayah Indonesia. Selain itu juga bisa berlandaskan kepentingan ekonomi oleh VOC yang berusaha menguasai jalur perdagangan rempah-rempah. Perang salib dilandasi oleh kepentingan ideologi.
Contoh lain adalah perang dunia II yang juga disebabkan oleh adanya perlombaan persenjataan antarnegara di dunia. Selain itu faktor ekonomi dan politik (politik aliansi yang ketika itu terdapat tiga blok besar pada saat itu seperti Blok Perancis (Blok demokrasi), Blok Jerman (Blok fasis) dan Blok Rusia (Blok Komunis). (Soebantardjo:1953:200). Selain dari alasan diatas maka Perang Dunia ini juga dilatarbelakangi oleh sebab khusus dominasi berkelanjutan Negara Jerman (penyerangan Polandia pada tanggal 1 September 1939). Dari adanya alasan tersebut maka berkobarlah Perang Dunia II.
Pada Perang Dunia II Jepang merupakan Negara Asia yang menunjukan Eksistensinya. Hal ini dibuktikan dengan penyerangannya ke Pearl Harbour (7 Desember 1914). Dengan demikian maka Malaya, Singapura, Indonesia dan Filipina jatuh ke tangan Jepang. Ketika itu Jepang juga mengancam posisi Australia (1942). Selain itu daerah Asia Tenggara seperti Tiongkok, Indo-China juga diduduki oleh Jepang bahkan Negara penyangga seperti Thailand juga ikut mengadakan perjanjian dengan Jepang. (Soebantardjo:1953:203).
Masalah peperangan berbada dengan masalah sosial lainya karena menyangkut beberapa masyarakat sekaligus sehingga memerlukan kerja sama internasional yang hingga kini belum berkembang dengan baik. Perkembangan teknologi yang pesat semakin memodernisasikan cara-cara berperang dan menyebabkan pula kerusakan-kerusakan yang lebih hebat ketimbang masa-masa yang lampau. Di atas disebutkan bahwa masalah peperangan merupakan suatu bentuk pertentangan yang setiap kali diakhiri dengan akomodasi. Keadaan dewasa ini yang disebut perang dingin merupakan suatu bentuk akomodasi. Akomodasi mungkin menghasilkan kerjasama seperti yang tertuang dalam bentuk organisasi-organisasi internasional umpamanya Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dilain pihak, akomodasi juga menyebabkan kerjasama antara satu golongan agar sanggup mempertahankan diri terhadap golongan lain yang dianggap lawan. Maka timbulah apa yang disebut blok barat, blok timur, dan sebagainya. Masing-masing dalam rangka perang dingin membentuk organisasi-organisasi pertahanan seperti NATO, SEATO, Pakta Warsawa dan selanjutnya.(Soerjono Soekanto).
 Dampak Perang Dunia II Terhadap Kehidupan Wanita Di Filipina
Adanya perang dunia tentunya akan melahirkan dampak yang amat besar bagi seluruh aspek kehidupan yang ada. Adapun dampak tersebut tentunya akan dirasakan oleh negara lain diseluruh dunia walaupun negara tersebut tidak terlibat dalam peperangan. Salah satu contoh dari dampak perang dunia khususnya Perang Dunia II (1939-1945) akan terlihat pada aspek lapangan sosial. (Soebantardjo:1953:169). Dengan demikian maka salah satu dampak pada kehidupan sosial saat itu adalah lahirnya emansipasi wanita. (Soebantardjo:1953:169).
Salah satu bentuk wujud dari bermunculannya wanita dalam panggung kehidupan dunia terlihat pada fenomena lahirnya kebebasan Wanita Filipina setelah Perang Dunia II. . (Mangandaralam, Syahbudin:1987:54). Hal ini merupakan suatu fenomena yang menarik saat itu mengingat bahwa Filipina adalah Negara Asia yang paling maju setelah Perang Dunia II. (Wikipedia). Hal tersebut karena sesudah perang dunia kedua negara Filipina sudah mempunyai pendapatan per kapita yang lebih tinggi daripada kebanyakan negara ASEAN lainnya.(Sadli:2006). Dengan demikian adanya perbaikan ekonomi dan kehidupan sosial di Filipina pasca perang ini akhirnya ikut mendorong kebanyakan Wanita Filipina untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dalam menata kehidupannya.
Adanya anggapan untuk menjadikan kehidupan lebih baik setelah terhentinya perang yang menghancurkan dunia merupakan langkah awal Wanita Filipina untuk mengangkat harkat dan martabatnya. Keadaan ini dapat disebut sebagai masa kebangkitan Wanita Filipina untuk menjadi sejajar atau bisa lebih naik derajatnya dibandingkan laki-laki pada umumnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa perang telah membawa perubahan yang amat drastis terhadap pola hidup sosial masyarakat Filipina khususnya pada wanita.

2.4   Kemajuan Peran Wanita Di Filipina
Contoh konkret pada kemajuan Wanita Filipina bisa kita lihat pada dua tokoh wanita yang tentunya sudah sangat dikenal oleh rakyat Filipina seperti sosok Imelda Marcos (seorang ibu Negara atau mantan isteri presiden Ferdinad Marcos) yang berani untuk terjun dalam masalah sosial di Negaranya. (Seargave,Sterling:1996:235). Kita bisa lihat strategi politik yang dimiliki oleh Imelda yang mulai diwujudkan nya dalam bentuk kegiatan sosial seperti pembangunan pusat kebudayaan, kegiatan sponsor penghijauan, kebersihan jalan Filipina dan penyelenggaraan kontes Miss Universe serta, pertandingan tinju profesional yang saat itu menemukan Joe Frazier dan Mohammad Ali. (Seargave,Sterling:1996:235). Semua tindakan yang telah dilakukan oleh Imelda merupakan salah satu contoh dari adanya emansipasi Wanita Filipina. Keadaan ini menunjukan bahwa Wanita Filipina sudah mulai berani melakukan trobosan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Tokoh selanjutnya setelah Imelda adalah tokoh yang membuat kita akan merasa biasa saja apabila sudah mendengar nama Ny. Corazon Aquino. Hal ini karena tokoh Wanita Filipina yang satu ini merupakan wakil dari seluruh Wanita Filipina lain nya. Ny. Corazon Aquino dapat dikatakan sebagai lambang kekuatan Wanita Filipina. Perannya sebagai seorang Wanita Filipina yang berhasil dilantik sebagai Presiden Filipina pada 25 Februari 1986 merupakan contoh nyata yang menggambarkan bahwa Wanita Filipina sudah memiliki kemajuan dalam dunia politik dan pemerintahan. Dengan demikian Perang Dunia II dapat dikatakan telah memberi peran yang tanpa disadari mampu mengangkat Wanita Filipina.

2.5   Terciptanya Kehidupan Malam Di Filipina
Masa keemasan Wanita Filipina adalah masa yang mampu mengangkat nama Wanita Filipina. Seharusnya keadaan seperti itu patutlah untuk disyukuri, namun tidak demikian pada kenyataannya di Filipina. Hal ini karena masa keemasan yang diperuntukan tidak dijalankan sesuai fungsi dan tempatnya.
Adanya perkembangan dan kemajuan dunia tentunya akan melahirkan berbagai perubahan. Hal inilah yang terjadi didalam dunia kerja. Wanita sudah mulai mengalami euforia dalam mengahadapi kehidupan ini. Adapun keadaan ini juga dituntut oleh terciptanya berbagai lapangan pekerjaan yang menawarkan sejuta mimpi-mimpi yang ingin dikejar kebanyakan wanita pada umumnya.
Dengan demikian maka Wanita Filipina tidak dapat disalahkan secara seratus persen. Terciptanya kebebasan Wanita Filipina ini juga didukung oleh adanya Kemiskinan di Filipina setelah kejayaan yang hanya dimilikinya sekejap sesudah Perang Dunia II. Bahkan kemiskinan ini sangat terlihat dipedesaan. Adanya kemiskinan dan kesenjangan ekonomi ini yang melahirkan sejumlah gerakan komunis untuk memberontak sejak 1947. Hal ini bahkan didukung pula oleh keadaan politik di Filipina yang selalu dihiasi dengan kesenjangan dan praktek korupsi.
Kehidupan yang lekat dengan Filipina diatas akhirnya mendorong kebanyakan gadis Filipina yang terutama dari desa untuk mengadu nasib diperkotaan. Dimana umumnya gadis desa dari Filipina sangatlah memegang adat istiadat, namun hal tersebut berubah ketika mereka sudah berada diperkotaan. Kenyataan ini merupakan fenomena dari adanya keadaan yang harus memaksa gadis-gadis ini untuk belajar mengambil keputusan. Dengan adanya keadaan seperti inilah yang kemudian mendorong lahirnya kebebasan yang justru menjadi diluar batas.
Apabila dijelaskan dengan contoh konkretnya penyakit sosial yang dimaksud bisa kita lihat pada keberadaan sejumlah anak-anak Filipina, baik laki-laki maupun perempuan yang sejak masa kepemimpinan Marcos telah melakukan  penyimpangan seksual. Adapun kegiatan ini lebih diutamakan untuk homoseksual. (merupakan hasil pengamatan seorang novelis : P.F Kluge). (Seargave,Sterling:1996:2). Fenomena tersebut bahkan melahirkan julukan yang membuat Filipina disebut sebagai “America’s Fellatrix”. Hal ini juga didukung oleh keberadaan hotel-hotel turis yang berada disepanjang distrik depan kedutaan Amerika.
Dikota Manila bahkan disediakan panti pijat dengan pekerja gadis-gadis muda yang cantik. (Mangandaralam, Syahbuudin:1987:54). Hal ini merupakan kenyataan yang ada, merupakan cikal bakal yang ditimbulkan karena adanya kemajuan wanita pasca Perang yang sebelumnya sangat menunjukan eksistensi wanita, dan sekarang adanya eksistensi tersebut justru lebih ditunjukan pada hal yang berlawanan arah dengan norma kehidupan semestinya apalagi untuk wanita.




BAB III
P E N U T U P

3.1 Kesimpulan
Peperangan memang merupakan masalah sosial yang dapat menimbulkan berbagai efek dalam setiap kehidupan masyarakat. Bukan hanya suatu akibat yang positif, melainkan juga efek negatif, baik langsung maupun tidak.
Perang Dunia II merupakan peristiwa yang telah berlalu (1939-1945), namun demikian adanya dampak dari perang merupakan suatu hal yang tidak dapat dipungkiri. Khusus pada kehidupan sosial di Filipina perang dunia menyisakan suatu peninggalan yang menggambarkan adanya pola kesenjangan yang menjadi masalah bagi Negara Filipina.
Adapun masalah yang terjadi mengenai kemajuan dan perkembangan Negara Filipina pasca Perang Dunia II justru menimbulkan adanya kebebasan Wanita Filipina yang tiada batas. Keberadaan Wanita Filipina yang merasa bebas dalam menjalankan kehidupan justru menyalahgunakan keadaan ini.
Hal ini terlihat dari banyaknya Wanita Filipina yang ditemukan sebagai wanita malam atau wanita hiburan bahkan dip anti pijat. Kebanyakan wanita ini berasal dari seorang gadis desa yang dipenuhi oleh tuntutan ekonomi. Keadaan ini menjadi masalah yang makin menyulitkan pemerintah Filipina karena peran yang menunjukan eksistensi kebebasan Wanita Filipina ini justru berlangsung pula keluar Negara seperti Tokyo, Bangkok, Hongkong, Singapura, Timur Tengah dan Jakarta





DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Benedict.2002. Hantu Komparasi. Yogyakarta :Qalam
Grolier International. Negara dan Bangsa. Jakarta :Widyadara
http://id.wikipedia.orgi/wiki/Perang
Mangandaralam, Syahbudin.1988. Mengenal Dari Dekat Filipina (Tanah Air Patriot Pujangga Jose Rizal). Bandung : Remaja Karya CV
Seargrave, Sterling.1988. Dinasti Marcos (Korupsi,Harta Dan Kekuasaan Di Filipina). Jakarta : Pustaka Jaya
Soebantardjo. 1954. Sari Sejarah Eropa-Amerika ( cetakan II ). Yogyakarta: Bopkri
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali,2009
Wartadiasastra, Ukasah.1985.Perbandingan Administrasi Negara ASEAN.  Bandung : Remaja Karya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar