Translate

Senin, 08 Agustus 2016

Keadaan Lampung Menjelang Revolusi Kemerdekaan



REVOLUSI DI LAMPUNG
(Sebuah Makalah)
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Lampung adalah sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatera, Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan Bengkulu dan Sumatera Selatan. Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung,yang merupakan gabungan dari kota kembar Tanjung karang dan Teluk betung memiliki wilayah yang relatif luas, dan menyimpan potensi kelautan. Pelabuhan utamanya bernama Pelabuhan Panjang dan Pelabuhan Bakauheni serta
pelabuhan nelayan seperti Pasar Ikan (Telukbetung), Tarahan, dan Kalianda di Teluk Lampung.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Ir. Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta mengumumkan kemerdekaan Republik Indonesia, setelah sebelumnya mendengar berita tentang menyerahnya Jepang dari sekutu.  Pada tanggal 23 Agustus 1945, Mr. A. Abbas sebagai anggota Persiapan Kemerdekaan Indonesia dari Lampung, bersama 2 orang anggota PPKI dari Sumatera Utara, yaitu Mr. Teuku Mohammad Hasan dan Dr. M. Amir, pada tanggal 23 Agustus 1945 bersama-sama berangkat dari Jakarta dengan kapal terbang ke Palembang. Mereka inilah yang membawa berita resmi mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Setelah ketiga anggota PPKI ini bertemu dan berunding dengan Dr. A. K. Gani, seorang tokoh Nasional Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, maka malamnya tanggal 23 Agustus 1945 itu juga Mr. A. Abbas melanjutkan perjalanannya dengan kereta api ke Tanjungkarang (Lampung).
Dalam perkembangan selanjutnya, terutama sejak mendaratnya NICA ke bumi Lampung, maka dimulailah perjuangan-perjuangan demi memertahankan kemerdekaan dari jajahan kembali Belanda. Perjuangan tersebut mulai bergerak selama pemindahan kekuasaan dan Agresi militer Belanda yeng dimulai tahun 1949.
Dengan dimulainya perjuangan bersenjata maka makalah ini disusun dengan maksud melihat bagaimana revolusi fisik yang terjadi di Lampung sejak tahun 1949.


BAB II
PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang diatas  maka permasalahan dalam makalah ini sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah keadaan di daerah Lampung pada umumnya?
2.      Bagaimanakah keadaan di Lampung pada awal tahun 1949?
3.      Apa saja peristiwa penting yang terjadi di Lampung menjelang Revolusi kemerdekaan?
4.      Bagaimanakah keadaan provinsi Lampung dalam bidang politik, ekonomi, sosial, keuangan?

BAB III
PEMBAHASAN

A.    Keadaan di Daerah Lampung Pada Umumnya
Lampung pada sekitar tahun 1949 belum merupakan daerah propinsi yang berdiri sendiri tetapi masih merupakan bagian dari propinsi Sumsel yang beribukota di Palembang. baru pada tahun 1964 propinsi Lampung diresmikan jadi propinsi daerah tingkat yang berdiri sendiri yang lepas dari Sumatera Selatan.
Kalau ditinjau dari segi etnografis dan geografis memang lampung cukup luas dan merupakan satu ciri sosial budaya yang dapat digolongkan sebagai kelompok yang dapat berdiri sendiri, walaupun sifatnya saling mempengaruhi antar kebudayaan. Misalnya : didaerah Krui tampak jelas pengaruh Bengkulu, di daerah utara tampak jelas pengaruh Palembang.
Kalau ditinjau daerah Lampung dari segi keltakannya dan lalu lintas perhubungan, maka hubungan Lampung-Jakarta lebih lancar, walaupun dipisahkan oleh laut. Hal ini disebabkan karena sulitnya hubungan darat dan juga arus transmigrasi dari Jawa yang cukup besar frekuensinya.
Sebagai suatu bagian dari sumatra selatan memang pristiwa atau kejadian yang terjadi di Lampung banyak sangkut-pautnya dengan kejadian di Palembang, tetapi pengaruh pristiwa dari jawa juga sangat besar.
Pada masa pendudukan Jepang , walaupun Jepang bersikap keras terhadap pergerakan Nasional, tetapi semangat untuk bebas merdeka itu tidak pernah paham. Hal itu terbukti setelah Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
 Pada waktu setelah proklamasi kemerdekaan, berbeda dengan di Jawa, maka yang datang di Lampung hanya NICA saja. Kenyataannya NICA hanya dapat berkuasa di kota-kota saja, karena tentara di Lampung sealu menyusun kekuatan untuk melaksanakan perang gerilya.
Pada bulan Agustus 1945 sampai dengan pertengahan tahun 1947, Sumatera merupakan satu propinsi, uang dipimpin oleh gubernur M. Teuku Muhammad, yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara. Pada pertengahan tahun 1947, Propinsi Sumatera dibagi menjadi 3 (tiga) sub Propinsi, yaitu: Subpropinsi Sumatera Utara di Medan, Sumatera Tengah di Bukittinggi , Sumatera Selatan di Palembang
Selanjutnya, pemerintah Belanda melancarkan serangan Agresi Militer Belanda II (Clash II), yaitu pada tanggal 19 Deseember 1949, dimana pasukan Belanda pertama-tama menyerang ibukota Republik Indonesia, Yogyakarta, melalui pasukan lintas Udara. Dalam serangan tersebut, Belanda dapat menguasai Lapangan Terbang Maguwo, yang kemudian menguasai seluruh kota Yogyakarta.
Di Lampung sendiri, serangan baru dimulai tanggal 1 Januari 1949, ketika Belanda memasuki Teluk Lampung melalui Kalianda menuju Pelabuhan Panjang. Kira-kira pukul 05.00 pagi, kapal perang Belanda mulai menembaki pelabuhan Panjang. Tetapi, karena perlawanan dari pihak tentara kita di Panjang, baru setelah kira-kira jam 06.00 pagi, mereka dapat mendarat di pantai luar Pelabuhan Panjang dan di pantai sekitar Gunung Kunyit Teluk Betung. Ibukota Karesidenan Lampung akhirnya dapat diduduki oleh pasukan Belanda pada hari itu juga. Karena peristiwa inilah, maka Pemerintah Karesidenan beserta stafnya menyingkir ke luar kota.  Setelah dibentuknya Pemerintah Darurat Karesidenan Lampung di Pringsewu, maka Pemerintah Darurat Karesidenan Lampung yang dipimpin oleh Akhmad Akuan, dikembalikan jabatannya ke posisi sebelumnya, yaitu sebagai Bupati Kepala Daerah Kabupaten Lampung Utara.
Pada tahun 1951 sampai dengan 1956, 3 (tiga) daerah kabupaten, yaitu Lampung Selatan, Lampung Tengah, dan Lampung Utara didampingi oleh DPRDS (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara), yang setiap kabupaten terdiri dari 20 orang unsur partai dan organisasi masyarakat setempat yang masih hidup pada masa itu.
Struktur pemerintahan Lampung di tingkat terbawah mengalami perubahan, sesuai dengan Surat Ketetapan Residen Lampung tertanggal 3 September 1952 No. 153/D/1952 dan diperbaiki kembali pada tanggal 20 Juli 1956. Perubahan itu adalah untuk struktur pemerintahan pengganti marga, ditetapkan kesatuan daerah yang disebut dengan Negeri, yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri sesuai dengan IGOB Stb. N. 490. Dengan demikian, maka sejak itu hirarki pemerintahan di Lampung adalah Karesidenan, Kabupaten, Kawedanan, Kecamatan, dan Negeri
B.     Keadaan Di Lampung Pada Awal Tahun 1949
            Pada tanggal 31 Desember 1948 sekitar jam 14.00 mendapat berita bahwa di Selat Sunda ada barisan pasukan Belanda menuju Lampung. Dengan adanya berita itu, maka semua pasukan di Lampung disiap siagakan yaitu pasukan Garuda Hitam dibawah pimpinan Let. Kol Samaun Gaharu, pasukan Garuda Merah dibawah pimpinan Kapten Alamsyah, satuan Angkatan Laut dibawah pimpinan Mayor Soheuka. Selain itu, disiagakan Laskar dari Kesatuan Harimau Kumbang, Hisbullah dan pemuda banteng.
            Pada tanggal 1 Januari 1949 pasukan Belanda telah muncul di dekat batu Serampok, dan pada jam 6.30 mereka mulai melepaskan tembakan-tembakan dari kapal dan operasi mereka dibantu oleh tiga buah pesawat yaitu 2 buah Mustang (cocor merah) serta sebuah pembom B.15 Michel. Penddaratan Belanda itu tidak mengalami perlawanan yang berarti, karena adanya bantuan dari udara itu mempersulit perlawan kita. Pada jam 08.00 mereka telahmemasuki wilayah Tanjungkarang, Telukbetung dan parktis mereka telah menduduki kota sedangkan pasukan kita mundur ke arah Pringsewu.
            Pada tanggal 2 Januari 1949 kekuatan militer dan pemerintahan RI dipusatkan di Pringsewu, pada hari itu juga diadakan rapat di Pendopo Pringsewu dengan mengambil keputusan sebagai berikut:
1.      Wakil Residen Lampung R.A Basyid diutus ke Kotabumi untuk menemui bupati Akuan. Bupati Akuan padawaktu itu telah mengambil mencetak uang yang dikenal dengan uang Karesidenan Lampung. Uang ini dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.
2.      Mr. Gele Harun Nasution menjabat sebagai Residen perang, pimpinan pemerintahan darurat R.I dan Hakim militer Sumatera Bagian Selatan.
Secara garis besar kondisi pertahanan pada waktu itu dapat dibagi sebagai berikut:
Ø  Front tengah dan kiri meliputi Way Lima, Kedondong, Gadingrejo, Jogyakarta, Tulungagung.
Ø  Front utara yaitu meliputi Kemiling, Tanjungpura yang dipimpin oleh Mayor Nurdin.
Ø  Front selatan yang bertugas menghadapi musuh dari laut yang dipimpin oleh Mayor Effendi. Satu kompi dibawah pimpinan Bursa  telah dikirim ke Lampung Utara dan satu kompi lagi dibawah pimpinan Abdul Haq bertahan di Kedaton dan sekitarnya.
Ø  Front tengah dipimpin oleh kapten Alamsyah dan berpusat di Gadingrejo.
Ø  Pimpinan militer pada waktu itu antara lain: Letkol Samaun Gaharu, Kapten Suratno, Kapten Mas Adi, Ismail Husin, Kapten Baheram, Kapten Suratmin, Kapten Muhizar, Mayor Sohouda, Kapten Tobing (dua yang disebut terakhir adalah perwira Angkatan Laut).
Untuk menghadapi kesulitan dalam hal persenjataan maka walaupun secara darurat didirikan senjata di dua tempat yaitu: Way Lima (Banjar Negeri, Cimahuk, Cilayap) dan Gunung Meraksa (Pulau Panggung) kedua pabrik itu dipimpin oleh Mayor Margono.
Pabrik itu menghasilkan jenis-jenis senjata antara lain: sten gun, senapan panjang, granat tangan, bom tarik, serta meriam sundut. Pabrik senjata di Gunung Meraksa selain berfungsi sebagai pabrik yang memproduksi alat-alat perang berfungsi juga sebagai pencetak uang yang disebut sebagai uang Republik Sementara yang pada waktu itu disebut ORIS.
Berdasarkan pertimbangan strategi perang maka pabrik senjata di Gunung Meraksa diperintahkan untuk dibumi hanguskan oleh salah seorang perwira di Pringsewu. Perintah itu dilaksanakan oleh Mayor Margono akan tetapi, karena kemudian dipertimbangkan oleh pemerintah bahwa tindakan pembumi hangusan itu merugikan perjuangan, maka kedua perwira itu Letkol Iwa Supandi dan Mayor Margono oleh Mr. Gele Harun dititipkan kepada pemerintahan sementara di Palembang.
Sisa-sisa pabrik senjata itu dibangun kembali oleh Angkatan Udara Republik Indonesia dibawah pimpinan Kapten Rasidi dan Kapten Abi untuk menghadapi kesulitan senjata pada saat itu. Selain itu, mereka juga berusaha mendirikan sebuah sender radio di lereng Bukit Barisan untuk menghubungi pemerintah darurat di Bukittinggi dibawah pimpinan Mr. Syafruddin Prawiranegara.

1.      BEBERAPA PRISTIWA PENTING
Pristiwa penting di sini adalah pristiwa yang berhubungan dengan beberapa pertempuran yang menentukan kedudukan pemerintah di daerah dan pertempuran itu meninggalkan jejak sejarah berupa monument ataupin cerita yang masih terkenal dari mulut ke mulut.
a.      Pertempuran di desa Tempuran, jalan ke jurusan Metro Lampung tengah
Pada saat pasukan kita yang dipimpin Bursa ingin menuju ke Lampung Utara, ditengah jalan mereka dicegat oleh pasukan Belanda dan terjadi pertempuran.
b.      Pertempuran di desa Kemiling, jalan menuju Gedongtataan
Setelah  kota tanjung karang teluk betung diduduki oleh Belanda, maka pasukan kita mundur ke jurusan Pringsewu. Pengunduran pasukan itu karena terjadi secara cepat, maka terjadi perpisahan antara pasukan dengan induk pasukannya. Apalagi waktu itu bukan saja menghadapi dari laut, tetapi juga dari udara. Sisa-sisa pasukan yang terpencar itu terdiri atas pasukan morig, polisi, dan angkatan laut. Oleh kapten Abdul Haq distukan dan dikonsolidasikan kembali untuk bertaqhan di kemiling ke langkapura.

Pada tanggal 14 Januari 1949 sepasukan Belanda yang kembali dari kurungan nyawa akan ke tanjung karang, di cegat oleh pasukan kita itu, sehingga dalam pertempuran ini banyak jatuh korban di kedua belah pihak. Akhirnya pasukan Belanda mundur ke Tanjungkarang sedang sebagian yang terkepung itu memutar haluan menuju Rejosari terus ke Wiyono menuju ke Pringsewu. Ditengah jalan ketemu dengan pasukan Mayor Efendi yang mencegat Belanda di kuburan Gadingrejo. Pasukan Belanda itu kembali keGedongtataan dan kemudian akan bertemu kembali dengan pasukan mayor Abdul Haq.

Dengan adanya gerakan Belanda itu, maka diperimbangkan bahwa kedudukan pemerintahan di Pringsewu dalam keadaan terancam, maka seluruh aparat pemerintahan dan militer dipindahkan ke Talang padang, dengan perhitungan apabila harus terjadi pengunduran diri lagi akan dipindahkan ke Ulu belu.

Dengan adanya perpindahan pust pemerintahan dan militer itu maka konsolidasi pertahanan disusun kembali dengan posisi sebagai berikut:
a)      Sayap kanan adalah terdiri dari pasukan yang dipimpin oleh Ismail Husin, Mayor Abdul Haq, kapten Muhizar, Alimuddin Umar, Ruslan Atmo dan Laskar Harimau Kumbang.
b)      Tengah terdiri dari pasukan Garuda Hitam dan pasukan Garuda merah di bawah pimpinan Kapten Alamsyah.
c)      Sayap kiri terdiri atas pasukan polisi dan pasukan yang dipimpin Kapten Suratno.

c.        Pertempuran di desa kota dalem Kedondong
Setelah pelabuhan Panjang  jatuh ke tangan Belanda, maka sepasukan Angkatan laut dibawah pimpinan Mayor Soheuka, mundur ke Pringsewu dan dari sana mundur lagi ke kota dalem.

Pada tanggal 19 mei 1949 sekitar jam 01.00 sepasukan Belanda yang menuju Pringsewu mengambil jalan ke kiri melalui Waylima. Di kotadalem pasukan ALRI yang dipimpin oleh Mayor Soheuka menempati tiga buah rumah rakyat. Pada malam itu yang menjaga markas adalah : sersan Agus Jalil dan Sersan Margono. Mereka  melihat pasukan Belanda itu yang langsung mngepung markas mereka. Sersan Agus Jalil maupun srsan Margono  tidak sempat mengangkat telpon karena terburu diberondong oleh Belanda dan gugur.

Sari rumah lain pasukan ALRI memberikan perlawanan, sehingga terjadi pertempuran selama  satu jam. Kemudian Belanda membakar marker ALRI tersebut, yaitu yang sekarang didirikan Monumen angkatan Laut di Kotadalem. Setelah Belanda mundur ternyatayang gugur adalah 8 orang anggota pasukan ALRI dan beberapa orang Laskar lain yang membantu ALRI.

Mereka yang gugur antara lain :
1.      Letnan Dua Wiyono
2.      Sersan Mayor Maladi
3.      Sersan Mayor Islam Sugianto
4.      Sersan Mayor Aspari
5.      Sersan Mayor Paikun
6.      Sersan Agus Jalil
7.      Kelasi Cholil
8.      Ismail
Selain itu jug gugur pula anggota ALRI yaitu di Suban : Kelasi Kamirin, di Sukorejo ; Sersan Abdul Gafar.13

d.      Perjuangan Ibrahim
Seorang gelandangan bernama Ibrahim, karena kebodohannya disebut Ibrahim Lolo, yang berarti Ibrahim yang tolol. Pada suatu hari ia minta kepada pasukan di Pringsewu sebuah granat tangan, katanya untuk jibaku. Permintaan itu dikabulkan, ia diberi sebuah granat tangan. Dengan granat tangan itu ia pada suatu sore menunggu di sebuah bukit yang curam di Kemiling. Ia bersembunyi menunggu pasukan Belanda lewat. Pada waktu itu lewatlah sebuah jip yang dikemudikan Macan Loreng dan disampingnya duduk seorang Belanda. Ibrahim melemparkan granatnya dan meledaklah granat itu, sehingga penumpang jip itu mati. Keesokan harinya bendera Belanda dikibarkan setengah tiang, sedang Ibrahim setelah melempar lalu dielu-elukan sebagai pahlawan.

e.       Pertempuran di Lor kali
Pada waktu itu Belanda menjalankan siasat untuk menjepit kedudukan tentara kita. Belanda mendarat melalui Menggala dan Kota Agung, dengan tujuan mengepung tentara kita dari dua jurusan. Dari Kota Agung Belanda menuju Talangpadang, tetapi sepanjang jalan oleh tentara kita telah dipasang rintangan-rintangan. Juga jembatan di Bulokarto telah diledakkan. Pasukan Belanda dengan pesawat terbangnya menghujani Talangpadang dan daerah sekitarnya. Oleh Mayor Abdul Haq, maka Silitonga yang sudah sembuh dari perawatan rumah sakit di Talangpadang, diperintahkan untuk melayani meriam peangkis udara 12,7 ternyata berhasil menghalau pesawat Belanda. Setelah penyerahan kedaulatan kembali, maka Belanda mengakui bahwa salah satu pesawatnya mengalami kerusakan dan mendarat secara darurat di Branti yang pada waktu itu dikuasai oleh Belanda. Nama gunung dimana Silitonga menembak musuh itu sekarang terkenal dengan nama gunung Silitonga untuk mengenang jasanya.

f.       Pertempuaran di Negeri Olok Gading (Kecamatan Panjang)
Pada tanggal 4 Januari 1949 Belanda memasuki Telukbetung Selatan dibawah pimpinan Ro Van Kaligis. Pasukan kita terdiri dari Hizbullah dipimpin oleh Alimudin dan Kaspul. Sedang markas TNI pada waktu itu ada di Umbl Limus kira-kira 2 km dari arah Telukbetung ke utara. Belanda bermarkas di di sentral Kali Blauw. Pada hari itu pasukan Belanda berpatroli menyebrangi Kali Blauw dan disambut dengan TNI denfan demikian terjadilah pertempuran selama kurang lebih satu jam. Dipihak Belanda satu orang Kapten tewas, dan dipihak kita seorang lasykar gugur.
Satu hari sebelumnya, yaitu pada tanggal 3 Januari 1949 memang Belanda telah menyatakan kepada kepala kampung Kuripan mengenai dimana kedudukan tentara Melayu, dan dijawab oleh Makmum, kepala kampung bahwa disekitar Telukbetung Selatan tidak ada tentara Melayu yang dimaksud tersebut. Pada tanggal 5 Januari 1949 karena Belanda merasa ditipu oleh kepala kampung itu, maka Makmum dicari dan ditembak mati. Pada tanggal 6 Januari 1949 Belanda datang ke negeri Olok Gading, penduduk berkumpul dan disitulah rakyat yang berkumpul itu langsung ditembak mati. Selanjutnya diumumkan agar mayat-mayat itu segera dikubur, jika sampai jam 5 sore belum beres, maka yang lain akan ditembak juga.
Nama-nama mereka yang ditembak mati itu adalah :
1.      Hi. M. Suarif                           11.  Radin Nimbang
2.      Hi. Sulaiman                           12.  Ilyas
3.      M. Said                                   13.  Japar (polisi)
4.      Hi. Kudus                               14.  Muin (polisi)
5.      Yahya                                      15.  Yusuf (polisi)
6.      Minak Jaluddin                       16.  M. Amin
7.      Radin Salih                             17.  Ahmad
8.      Buhan                                      18.  Kasim
9.      Kemas Mulya                          19.  Makmum
10.  Minak Muhammad
Pada tanggal 21 Januari 1949, seorang mata-mata Belanda telah mengetahui persmbunyian Belanda yaitu di Umbul Limus. Maka pada sore harinya daerah itu diserang oleh Belanda, dan terjadilah pertempuran sengit, dipihak kita seorang lasykar gugur. Pasukan TNI terpaksa mengundurkan diri ke Way Lima, bergabung dengan pertahanan kita di Kedondong. Garis pertahanan gerilya pada waktu itu meliputi Kedondong-Hurun.

g.      Pertempuran di kampung Penumangan (Kecamatan Panaragan)
Pada bulan Nopember 1949 pasukan Kaligis yang tadinya di Telukbetung berlayar meuju ke Menggala. Di kampung Penumangan mereka menanyakan dimana lokasinya tentara Melayu dan dijawab oleh kepala kampung yang bernama Setan Sep bahwa disana tidak ada tentara Melayu. Tetapi kira-kira setengah jam pelayaran, lebih kurang 2 km dari Penumangan Belanda dihadang oleh tentara kita. Peristiwa pertempuran dimulai secara tidak sengaja, yaitu ketika senapan locok seorang pejuang bernama Nanang jatuh dan meletus. Belanda langsung menembak dan terjadilah pertempuran sengit. Belanda terpaksa kembali ke Penumangan. Disana Belanda mengumpulkan rakyat, Belanda yang merasa tertipu oleh penduduk  lalu menembak penduduk yang berkumpul hingga tewas semuanya.


2. BIDANG POLITIK, SOSIAL, EKONOMI , KEUANGAN.
Pada tahun 1945 di Lampung telah dibentuk Barisan Benteng Indoesia yang diketuai oleh Aziz Rauf. Barisan ini menghimpun seluruh organisasi pemuda untuk dilatih dan dipersiapkan unruk perjuangan . organisasi yang berkecimpung di dalamnya yaitu : Pasindo , Hizbullah dan Fisabilillah. Perlu di ketahui bahwa Barisan Benteng Indonesia pada saat itu sudah mengadakan hubungan dengan Barisan Pemberontak Indonesia yang dipimpin oleh Bung Tomo dan juga dengan Barisan Benteng Indonesia yang berpusat di Solo di bawah pimpinan Dr. Muwardi.
Pada waktu diadakan rapat KNIP di malang, Barisan Benteng Republik Indonesia mengirim utusan dari Lampung yaitu Bapak Rasyidi, atas undangan Barisan Benteng di Solo. Tetapi dalam pelayarannya ke Jawa, kira-kira diperairan Cirebon , rombongan utusan ini ditangkap belanda dan ditawan. Merekadibawa ke Semarang dan ditahan di rumah penjara Mlaten Semarang.
Peristiwa itu terjadi pada tanggal 25 Maret 1947. Karena adanya perjanjian Linggarjati pada tanggal 27 Mei 1949 mereka di bebaskan. Sekeluarnya dari penjara Bapak Rasyidi terus k Cirebon menemui seorang Bupati yaitu Mr. Rukadi Wiryaharja yang kemudian diajar ke Lampung , dan beliau inilah yang menggantikan Mr. A . Abbas sebagai Residen Lampung kelak.
Beliau mendapat tugas untuk mencari dana revolusi di daerah Sumatera Selatan. Di krang Endang beliau bertemu dengan Mayor alamsyah , komandan batalyon disana. Kemudian Pak. Rasyidi bersama MayorNurdin membentuk badan baru yang diberi nama Biro Perjuangan. Untuk anggota Barisan Benteng disuruh memilih apakah akan terus menjadi tentara ataukah akan kembali ke sipil. Pak Rasyidi memilih kembali ke sipil dan kemudian membentuk suatu badan baruyang diberi nama Persediaan Makan Rakyat ( PMR ). Ketua PMR pada waktu itu adalah Raden Sahri Jayawirya, yang pada waktu awal revolusi menjadi sebagai Bupati Metro dan kemudian menjadi sebagai Residen Bangka. 
Persediaan makanan rakyat juga merangkap fungsinya sebagai pensuplay bahan makanan untuk militer. Ketika Belanda memasuki pelabuhan Panjang pada tanggal 1 Januari 1949, maka PMR mengungsi ke Metro dan disana bergabung dengan bupati Lampung Tengah Zainabun Jayasinga, mereka berusaha untuk mengumpulkan padi untuk persediaan bahan makanan.
Ketika terjadi pertempuran antara RI dan Jepang yang disebut sebagai peristiwa Idhul Adha di Talang Padang korbanya dirawat dirumah sakit Tnjung Karang yang telah diserahkan Jepang pada tanggal 22 Agustus 1945. Pembentukan pasukan yang bertugas dibidang kesehatan masih melanjutkan sistim yang dipakai Jepang, yaitu pasukan itu mengikuti pasukan yang sedang bertempur.
Demi memecah-belah persatuan bangsa, belanda mendirikan negara boneka yang bersifat kedaerahan seperti Negara Sumatera Selatan. Namun ini hanya diterima oleh sebagian masyarakat yang memperoleh kehidupan enak dari Belanda, maka sebagai akibatnya Negara Boneka itu tidak dapat bertahan lama.
Pemerintah darurat RI yang tidak mau tunduk kepada Belanda mendirikan pusat pemerintah daerah, untuk Lampung berpusat di Ulu Semong yaitu suatu desa yang terletak terpencil di bukit barisan. Ketika di desa itu terserang waah cacar maka pusat pemerintahan dipindahkan ke Way Tenung.
Pemilihan pusat pemerintahan  di Way Tenung yaitu dikampung sukaraja itu dengan pertimbangan dari letaknya yang strategis.  Sebab kalau ditinjau dari segi perhubungan, letak daerah itu merupakan simpang tiga tanjung raya yang dapat menghubungkan daerah Lampung Utara dengan Lampung Barat sedangkan satu-satunya pelabuhan dilampung yang belum dikuasai Belanda adalah Krui Lampung Barat.
Pusat pertahanan maupun pemerintahan sipil dipusatkan disana juga Letkol Semaun Gaharu memimpin dan menghimpun kekuatan militer yang terdiri dari beberapa unsur. Juga komisaris polisi cik agus menghimpun ternaga kepolisisan disana.
Untuk mencukupi yang logistik, yaitu yang berhubungan dengan bahan makanan, pakaian dan perlaratan lebih karena Belanda telah menguasai daerah-daerah yang secara ekonomi dapat dikatakan surplus, juga karena pelabuhan-pelabuhan diblokade, maka hubungan luar hampir dikatakan tidak mungkin. Satu-satunya hubungan keluar yang dapat diadakan adalah melalui pelabuhan Krui. Hasil pertanian, perkebunan dan perhutanan hanaya dapat disalurkan melalui pelabuhan ini. Maka diadakanlah barter ke Singapura yang hasilnya dapat menolong kehidupan permerintahan di Way Tenung itu.
Sebuah kapal dari Singapura yang memuat perbekalan dapat berhasil mendat pelabuhan Krui dengan memuat perbekalan yang sangat diperlukan oleh kita, kembali ke Singapura kapal itu dengan memuat hasil buni dari Lampung. Hasil bumi itu didapat dari pinjaman rakyat yang dengan rela membantu perjungan.
Hasil-hasil barter dengan Singapura itu langsung dikirim digaris depan yaitu yang terletak di Way Kunang. Disana tentara kita menghambat gerakan pasukan Belanda untuk melewati Bukit Kemuning.
Pasukan beruang hitam dibawah pimpinan Letnan ALRI Abu Bakar, dan Letnan Muda Adhar memimpin gabungan dari tentara yang semula sudah terpencar-pencar. Belanda selalu mengahantui dimana pusat pemerintahan dan pertahanan RI, maka disegala arah disebar mata-mata untuk menegetahui pertahanan kita. Kitapun bertindak tegas terhadap mata-mata musuh yang merongrong perjuangan kita itu. Maka sekali tertangkap mereka diberi hukuman yang berat agar menjadi pelajaran yang lain. Dibentuk suatu pengadilan darurat yang hakimya Mr Gele Harun dan Jaksa penunjuk umumnya A. Karim 22.
Pernah seorang mata-mata tertangkap dan diputuskan oleh Pengadilan Darurat bahwa karena jelas ia bersalah lalu dihukum mati dengan dapancung kepalanya. Pelaksanaan hukuman mati itu adalah seorang bekas tentara jepang yang memihak kita namanya Ibrahim.
Rupa kedudukan kita di Tanjung Raya itu telah diketahui oleh Belanda, sebab kemudian terjadilah serangan udara terhadap kedudukan kita tersebut. Bagian yang mendapat serangan udara itu adalah markas sisa Garuda Merah di Buru yang dipimpin oleh Kapten Alamsyah. Siasat untuk tidak menurunkan bendera merah putih walaupun diserang belanda dari udara adalah dengan tujuan agar Belanda tertarik oleh bendera itu sehingga yang diserang hanya komplek tersebut. Sedangkan kedudukan tentara yang sebenarnya dapat selamat dari serangan Belanda. Di Sukaraja sebagian pasukan tentara pelajar dapat berkumpul kembali setelah bertugas di beberapa daerah pendudukan. Tugas mereka adalah menjadi penghubung dan kurir, disamping juga harus menempel plakat-plakat atau selebaran di daerah yang dikuasai Belanda. Fungsi dari selebaran itu dapat mempengaruhi semangat dan keyakinan kita dan sikap non cooperation terhadap Belanda. Satu contoh surat selebaran yang memuat bantuan sukarela dari India mendarat di Way Ratai dengan senjata lengkap berjumlah 35 orang dan kemudian mereka menggabungkan diri dengan pasukan pak Laba dan Pak Dulhaq.
Berita ini dapat mempertebal keyakinan kita bahawa RI masih sanggup bertahan dan bahkan mampu mengusir Belanda dari tanah air kita, juga untuk golongan koperation berita ini membuat mereka menjadi ketakutan.
Peristiwa semacam peledakan jembatan Enggal oleh pasukan kecil polisi militer dibawah pimpinan suranto menambah keyakinan kita dan memperkecil semangat Belanda. Dengan kekejaman yang luar biasa maka Belanda mencari pengakuan dari tentara kita namun walaupun tentara kita disiksa dengan hingga diluar perikemanusiaan tetapi tetap tutup mulut.
Ketika coase fire diumumkan maka pusat pemerintahan dipindahkan dari sukaraja ke bukit Kemuning. Pemilihan tempat di Bukit Kemuning didasarkan atas perhubungan dan strategisnya pertahanan.
Konsolidasi pemerintah RI diadakan, dan berduyun-duyunlah kaum non.kooperatif yang dulunya bergerilya di gunung-gunug membantu pelaksanaan pemerintah dan usaha kearah penyerahan kembali kedaulatan RI. Dipihak kita diadakan persiapan penerimaan pegawai-pegawai yang akan mengoper kekuasaan itu.

BAB IV
KESIMPULAN
Lampung pada sekitar tahun 1949 belum merupakan daerah propinsi yang berdiri sendiri tetapi masih merupakan bagian dari propinsi Sumsel yang beribukota di Palembang. baru pada tahun 1964 propinsi Lampung diresmikan jadi propinsi daerah tingkat yang berdiri sendiri yang lepas dari Sumatera Selatan. Kalau ditinjau dari segi etnografis dan geografis memang lampung cukup luas . Kalau ditinjau daerah Lampung dari segi keltakannya dan lalu lintas perhubungan, maka hubungan Lampung-Jakarta lebih lancar.
Keadaan di Lampung sejak awal 1949 diwarnai oleh berbagai peristiwa peperangan dan pemberontakan kepada Belanda terutama sejak Agresinya yang ke-2 seperti pertempuran di desa Tempuran, jalan ke jurusan Metro Lampung tengah, pertempuran di desa Kemiling, jalan menuju Gedongtataan, pertempuran di desa kota dalem Kedondong, perjuangan Ibrahim, pertempuran di Lor kali, pertempuaran di Negeri Olok Gading (Kecamatan Panjang), pertempuran di kampung Penumangan (Kecamatan Panaragan).
Keadaan ekonomi di Lampung selama perang cukup sulit bahkan harus berbagi dengan pihak tentara atau militer. Kondisi ini juga diiringi dengan usaha-usaha Belanda untuk memecah-belah persatuan dengan mendirikan negara boneka yang bersifat kedaerahan.

Daftar Pustaka
Iskandar Syah,Drs.,M.H. dan Yustina Sri Ekwandari, S.Pd.,M.hum. 2008.Sejarah Daerah Lampung.Bandar Lampung:Universitas Lampung Press

2 komentar:


  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus
  2. JUDI ONLINE DEPOSIT PAKAI PULSA!

    Agen Judi Pulsa Terpercaya Di Indonesia, susunan perwakilan Poker Online mencadangkan pulsa adalah selaur saudagar judi yang merencanakan pertunjukan poker online pada saat ini sudah banget enteng degnan adanya tontonan ini judi online endapan dengan pulsa kemudahan bernilai berkelakuan disebuah permainan judi online yang piawai kita jumpai kala ini memang buah dari makin bertumbuhnya masa dan teknologi masa ini didalam pergelaran sandaran online. Berdasarkan cuma menyisihkanmelantaskan pulsa rupa aset endapan pergelaran di poker pulsa online, pegawai sudah mendapat giliran yang lebar sok beserta memenangkan permainan.

    Berlaku mengawamkan pulsa didalam permainan poker online pastinya emang bakal kian melatakan personel waktu kamu melakukan pementasan andalan online. Karena datangnya endapan dengan pulsa alkisah pemain akan ahli sehubungan enteng dalam berlagak lalu menjabat jawara didalam sepadan pergelaran poker. Tontonan poker online sedimen melalui pulsa tentunya hendak menggondol separuh manfaat sok yang pandai berbentuk pulsa saja atau berupa uang sahih didalam sepadan pergelaran judi online.

    BACA JUGA:

    daftar poker via pulsa
    poker via pulsa
    judi poker via pulsa


    Daftar sekarang hanya di ZeusBola

    BalasHapus