PERAN INDONESIA DALAM KERJASAMA INTERNASIONAL
KERJASAMA ANTARNEGARA
Indonesia melaksanakan politik luar negeri bebas-aktif.
Bebas artinya tidak memihak salah satu pihak, yaitu blok barat atau blok timur.
Dan aktif dalam hubungan internasional dalam rangka mewujudkan ketertiban
dunia.
Sebagai negara yang menganut politik luar negeri bebas
dana aktif, indonesia telah menjalin kerjasama dengan negara-negara netral
(negara yang tidak masuk dalam blok barat maupun blok timur), misalnya KAA
(konferensi Asia-Afrika), GNB (Gerakan Non-Blok), dan ASEAN.
Politik luar negeri bebas-aktif merupakan perwujudan dari
Pembukaan UUD 1945 alenia IV yaitu ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian, abadi, dan keadilan sosial.
A.
PBB
Resmi
didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945. Penggagas PBB adalah lima negara besar
yaitu : AS, Inggris, Perancis, Rusia dan Cina.
Gagasan
untuk menyelamatkan generasi masa depan dari akibat perang telah muncul sejak
tahun 1939. Presiden Amerika Sserikat: F. D. Rooselvelt, memiliki ide untuk
mewujudkan suatu dunia yang damai. Ide itu dikenal dengan sebutan : the Four Freedoms of F.D. Roosevelt.
Isi The
Four Freedoms of F.D. Roosevelt adalah sebagai berikut.
1) Setiap orang/bangsa bebas mengeluarkan pendapat (freedom
of speech).
2) Setiap orang/bangsa bebas beragama (freedom of
religion).
3) Setiap orang/bangsa bebas dari kemiskinan (freedom from
wants).
4) Setiap orang/bangsa bebas dari rasa ketakutan (freedom
from fear).
1.
Piagam
Atlantik (Atlantik Charter) (4 Agustus 1941)
Pembentukan
PBB diawali dengan adanya pembicaraan antara PM Inggris Winston Churchill
dengan presiden AS Franklin Delano Rooselvelt tanggal 4 Agustus 1941 di atas
kapal Augusta di Teluk New Foundland. Pembicaraan ini menghasilkan piagam
atlantik atau disebut sebagai Piagam
Perdamaian.
Isi Atlantic
Charter adalah sebagai berikut.
1) Menentang semua perluasan wilayah/daerah tanpa kemauan
penduduk yang bersangkutan.
2) Setiap bangsa berhak menentukan nasibnya sendiri.
3) Semua negara diperkenankan untuk ikut serta dalam
perdagangan internasional.
4) Membentuk perdamaian bersama,
sehingga semua bangsa hidup bebas dari rasa ketakutan dan kemiskinan.
5) Menolak jalan kekerasan untuk
menyelesaikan pertikaian internasional, kecuali untuk kepentingan umum.
2.
Konferensi
Oaks (7 Oktober 1944)
Diselenggarakan
di Dumbarton Oaks. Dihadiri oleh 4 negara besar yaitu : AS, Inggris, Rusia dan
Cina. Konferensi ini menghasilkan kesepakatan untuk membentuk UNO (United
Nations Organization)/PBB.
3.
Konferensi
Yalta (4 Februari 1945)
Diselenggarakan di Yalta, semenanjung
Krim. Dihadiri oleh F.D. Roosevelt (Presiden Amerika), Winston Churchill (Perdana
Menteri Inggris), Yoseph Stalin (Presiden Uni Soviet).
Keputusan yang diambil dalam
Konferensi Yalta adalah sebagai berikut.
·
Soal
voting diselesaikan dan dimasukkan dalam pasal 27 Piagam PBB tentang 5 negara
anggota tetap Dewan Keamanan dengan hak veto.
·
Jadwal
konferensi tentang pembentukan PBB akan dilaksanakan di San Fransisco pada
tanggal 25 Mei– 26 Juni 1945.
4. Konferensi San Fransisco (25 Mei-26 Juni 1945)
Dihadiri oleh 50 negara. Dalam
konferensi ini disetujui bahwa keputusan Konferensi Dumbarton Oaks menjadi
Piagam PBB. Ke 50 negara ini kemudian menandatangani piagam San Fransisco pada
tanggal 24 Oktober 1945.
Ke 50 negara yang menandatangani
piagam San Fransisco ini disebut sebagai anggota asli PBB. Setelah penandatanganan
Piagan San Fransisco, lahirlah PBB yang memiliki markas di New York, AS.
5.
Tujuan dan azas PBB
a.
Tujuan PBB
1) memelihara
perdamaian dan keamanan internasional;
2) mengembangkan
hubungan-hubungan persaudaraan di antara bangsa-bangsa;
3) menciptakan
kerja sama untuk memecahkan masalah-masalah internasional dalam bidang ekonomi,
sosial, kebudayaan, kemanusiaan, dan mengembangkan rasa hormat terhadap hak-hak
manusia serta kebebasan asasi;
4) menjadikan
PBB sebagai pusat kegiatan yang harmonis bagi bangsa-bangsa dalam mencapai
tujuan bersama.
b.
Azas PBB
1) persamaan
kedaulatan anggota-anggotanya;
2) menyelesaikan
pertikaian internasional dengan jalan damai atau tanpa membahayakan perdamaian,
keamanan, dan keadilan;
3) semua
anggotanya harus memenuhi dengan ikhlas kewajiban-kewajibannya sebagaimana
tercantum dalam piagam;
4) PBB tidak
mencampuri persoalan dalam negeri anggotanya;
5) Bahasa resmi
PBB adalah bahasa Cina, Inggris, Perancis, Rusia, Spanyol, dan Arab.
6.
Keanggotaan
PBB
Keanggotaan PBB dibedakan atas anggota asli
dan anggota tambahan. Anggota asli
adalah negaranegara anggota PBB yang ikut serta menandatangani Piagam
Perserikatan Bangsa-Bangsa di San Fransisco pada tanggal 26 Juni 1945. Anggota
asli terdiri dari 50 negara. Anggota
tambahan adalah negara- negara anggota yang masuk kemudian
berdasarkan persyaratan, yaitu :
1) negara merdeka;
2) negara yang
cinta damai;
3) sanggup dan
bersedia memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagai anggota; dan
4) mendapat
rekomendasi dari Dewan Keamanan dan disetujui oleh Sidang Majelis Umum PBB.
Jumlah anggota PBB hingga tahun 2011 adalah
sebanyak 193 negara.
7.
Badan
Kelengkapan PBB
a. Majelis Umum (General Assembly)
Melaksanakan sidang sekitar bulan
September sampai Oktober tiap tahunnya. Bertugas merundingkan permasalahan yang
ditetapkan dalam Piagam PBB termasuk yang diajukan Dewan Keamanan, dan menyusun
anggaran belanja PBB.
b. Dewan Keamanan (Security Council)
Terdiri dari dua macam keanggotaan
yaitu anggota tetap dan tidak tetap. Anggota tetap terdiri atas lima negara (The Big Five), yaitu AS,
Rusia, Prancis, Inggris, dan Cina. Anggota tetap Dewan Keamanan memiliki hak veto, artinya hak untuk membatalkan
suatu keputusan. Apabila dalam suatu persidangan salah satu anggota tetap
memveto keputusan maka keputusan tersebut dibatalkan. Sedang anggota tidak
tetap terdiri dari sepuluh negara yang dipilih setiap dua tahun dalam sidang
umum. Tugas Dewan Keamanan adalah membantu mencapai perdamaian dunia dan
berupaya menyelesaikan konflik yang terjadi antarnegara di dunia agar dapat
terselesaikan secara damai.
c. Dewan Perwalian (Trusteeship Council)
Bertugas mengawasi masa transisi suatu
wilayah yang belum mempunyai pemerintahan sendiri.
d. Mahkamah Internasional (International Court of Justice)
Bertugas memberi keputusan atas dasar
hukum internasional mengenai perselisihan internasional. Berkedudukan di Den Haag, Belanda.
e. Sekretariat, dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal
Sekretariat PBB bertugas melaksanakan
tugas-tugas administratif PBB, membuat laporan tahunan untuk Majelis Umum
mengenai kegiatan PBB, dan mengajukan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai
situasi yang menurut pendapatnya dapat membahayakan perdamaian dan keamanan
dunia.
Berikut ini beberapa tokoh yang pernah menjabat Sekretaris Jenderal PBB.
1) Trygve Lie dari Norwegia (1946 – 1953).
2) Dag Hamarskjold dari Swedia (1953 –
1961).
3) U Thant dari Myanmar (1961 – 1971).
4) Kurt Waldheim dari Austria (1972 –
1982).
5) Javier Perez de Cuellear dari Peru
(1982 – 1991).
6) Boutros-Boutros Ghali dari Mesir
(1992 – 1996).
7) Kofi Annan dari Ghana (1997 –
2006).
8) Ban Ki Moon dari Korea Selatan
(2007 - sekarang).
f. Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council)
Bertugas mengurus masalah ekonomi,
sosial, kebudayaan, HAM, kesehatan, emansipasi, serta transportasi. Untuk
melaksanakan tugas-tugas tersebut, Dewan Ekonomi membentuk badan-badan khusus
misalnya FAO, WHO, ILO, IMF, IBRD, UPU,
ITU, UNHCR, UNESCO, dan UNICEF.
1) FAO (Food and Agriculture
Organization), bertugas membantu meningkatkan standar gizi dan taraf hidup
masyarakat dunia.
2) WHO (World Health Organization),
bertugas memajukan tingkat kesehatan dan memberantas penyakit menular di dunia.
3) ILO (International Labour
Organization), bertugas membantu kepentingan kaum pekerja di dunia.
4) IMF (International Monetary Fund)
,bertugas memajukan perdagangan internasional dan membantu negara-negara yang
mengalami masalah keuangan.
5) IBRD (International Bank for
Reconstruction and Development), bertugas membantu perbaikan ekonomi dan
memberi pinjaman lunak kepada negara yang memerlukan.
6) ITU (International
Telecommunication Union), bertugas mengembangkan pemerataan dan modernisasi
teknik telekomunikasi dengan perlengkapan standar
7) UNESCO (United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization), bertugas membantu
pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan pendidikan.
8) UNICEF (United Nations
International Children’s Emergency Fund), bertugas membantu memenuhi
kepentingan anak-anak di seluruh dunia.
9) UPU (Universal Postal Union),
bertugas mengusahakan persamaan prosedur korespondensi internasional untuk
lebih mempercepat pengiriman.
10) UNHCR (United Nations High
Commissioner for Refugees), bertugas mengurusi para pengungsi dan tawanan
perang.
8. Hubungan PBB dengan Indonesia
a. Ketika
terjadi Agresi Militer Belanda I, Indonesia dan Australia mengusulkan agar
persoalan Indonesia dibahas dalam sidang umum PBB.
b. PBB
membentuk Komisi Tiga Negara yang membawa Indonesia-Belanda ke meja Perundingan
Renville.
c. Ketika
terjadi Agresi militer Belanda II, PBB membentuk UNCI. Hasil kerja UNCI adalah
mempertemukan Indonesia-Belanda dalam Perundingan Roem Royen.
d. PBB juga
berperan dalam penyelesaian masalah Irian Barat PBB membentuk pemerintahan
sementara yang bernama UNTEA. Pada tanggal 1 Maret 1963 PBB menyerahkan Irian
Barat kepada Indonesia.
e. Saat
pelaksanaan Pepera tahun 1969, utusan PBB yang diwakili Ortis Sanz hadir. Ortis
Sanz juga membawa hasil Pepera ke dalam sidang umum PBB.
9.
Hubungan
Indonesia dengan PBB
a. Indonesia menjadi anggota PBB
Pada Sidang Majelis Umum PBB (tanggal 28 September 1950), Indonesia diterima
secara aklamasi sebagai anggota PBB dan menduduki urutan ke-60. Banyak keuntungan diperoleh Indonesia dengan menjadi anggota
PBB, antara lain masalah penyelesaian Irian Barat, bantuan dalam menghadapi
agresi Belanda, dan bantuan lain, melalui badan-badan PBB.
b. Indonesia keluar dari PBB
Pada tanggal 31 Desember 1964,
Presiden Soekarno menyatakan ketidakpuasannya terhadap keberadaan PBB dan
sekaligus memberikan ancaman untuk keluar dari PBB. Indonesia memprotes
masuknya Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Saat itu Indonesia sedang bermusuhan dengan
Malaysia. Pada tanggal 7 Januari 1965, Malaysia diterima sebagai anggota tidak
tetap Dewan Keamanan PBB. Keputusan PBB ini membuat Indonesia menyatakan diri
keluar dari PBB. Pernyataan resmi pihak Indonesia keluar dari PBB disampaikan
melalui Surat Menteri Luar Negeri, Dr. Subandrio. Di dalam surat tersebut
ditegaskan bahwa Indonesia keluar dari PBB secara
resmi pada tanggal 1 Januari 1965
Tindakan tersebut membawa konsekuensi
yang tidak ringan bagi Indonesia. Akibat tindakan keluar dari PBB, antara lain:
Indonesia semakin jauh dari percaturan politik internasional dan
bantuan-bantuan PBB melalui badan-badan PBB yang sangat diperlukan Indonesia
pada saat itu dibekukan.
c. Indonesia kembali menjadi anggota PBB
Sejak tahun 1967, politik luar negeri
bebas aktif telah diterapkan secara konkret, dalam menanggapi masalah-masalah
internasional. Politik luar negeri dilakukan sesuai dengan maksud dan tujuan
Pancasila dan UUD 1945. Setelah meninggalkan PBB sejak 1 Januari 1965,
Indonesia kembali aktif di PBB pada tanggal 28 September 1966. Keaktifan Indonesia dalam PBB secara nyata
tampak dengan terpilihnya Menteri Luar Negeri Indonesia, Adam Malik,
menjadi Ketua Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974.
10. Peran Indonesia dalam PBB
Pada tanggal 8 November 1956,
Indonesia menyatakan kesediaannya untuk turut menyumbangkan pasukan dalam UNEF (United
Nations Emergency Forces). Kontingan Indonesia untuk UNEF, diberi nama Pasukan Garuda.
a)
Pada
bulan Januari tahun 1957 Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda I untuk ikut
memelihara perdamaian di Timur Tengah.
b)
Pada
tanggal 10 September 1960 Indonesia mengirim Pasukan Garuda II dan III untuk
mengatasi konflik di Kongo.
c)
Pada
bulan Januari 1973 Indonesia mengirim Pasukan Garuda IV, V, VI, VII dan VIII
untuk mengatasi konflik di Vietnam
d)
Pasukan
Indonesia ikut mewujudkan perdamaian di Bosnia (setelah pecahnya Yugoslavia),
Irak, Iran, Afghanistan.
e)
Membantu
kekuasaan sementara PBB di Kamboja, yang bertugas mengawasi transisi dari
konflik aktif ke bentuk politik yang lebih damai.
f)
Menteri
Luar Negeri Adam Malik menjabat sebagai ketua sidang Majelis Umum PBB untuk
masa sidang tahun 1974.
B. KAA (konferensi Asia-Afrika)
1. Latar Belakang KAA
Gagasan untuk menyelenggarakan
Konferensi Asia - Afrika dikemukakan oleh Mr. Ali Sastroamijoyo. Pada
waktu itu, Ali Sastroamijoyo menjadi Perdana Menteri Indonesia. Gagasan itu
disetujui India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma.
a)
Perubahan
politik pada tahun 1950-an yaitu berakhirnya Perang Korea (1953). Akibat Perang
Korea, semenanjung terbagi menjadi dua negara yaitu Korea Utara dan Korea
Selatan. Peristiwa ini semakin menambah ketegangan dunia.
b)
PBB
sudah ada forum konsultasi dan dialog antarnegara yang baru merdeka, tetapi di
luar PBB belum ada forum yang menjembatani dialog antarnegara tersebut
c)
Persamaan
nasib bangsa-bangsa di Asia dan Afrika, terutama pernah mengalami penjajahan.
d)
Persamaan
masalah sebagai negara yang masih terbelakang dan berkembang.
e)
Ingin
menggalang kekuatan negara-negara Asia Afrika agar mendukung perjuangan merebut
Irian Barat.
f)
Memiliki
kedekatan yang kuat karena dihubungkan oleh faktor keturunan, agama, dan latar
belakang sejarah.
g)
Berdasarkan
letak geografisnya, letak negara-negara Asia dan Afrika saling berdekatan.
Untuk mempersiapkan Konferensi Asia
Afrika, dilaksanakan konferensi pendahuluan. Konferensi pendahuluan itu
dilaksanakan di Colombo (Konferensi Colombo) dan di Bogor (Konferensi Bogor).
2. Konferensi Kolombo (28 April – 2 Mei 1954)
Disebut konferensi Panca Negara 1,
karena dihariri oleh 5 negara. Diprakarsai oleh perdana menteri Sri Lanka : Sir
John Kotelawala. Dilaksanakan di Kolombo, Sri Lanka.
1. Sri Lanka diwakili oleh Sir John Kotelawala;
2.
Indonesia
diwakili oleh Ali Sastroamidjojo;
3.
India
diwakili oleh Pandit J. Nehru;
4. Pakistan diwakili Mohammad Ali Jinah;
5.
Burma
(Myanmar) diwakili oleh PM U Nu.
·
Tujuan
pertemuan di Colombo tersebut adalah
membicarakan masalah meningkatnya
agresi komunis serta soal persenjataan nuklir yang mengancam negara-negara muda
(negara ketiga atau negara berkembang).
Dalam konferensi tersebut, dihasilkan
keputusan- keputusan berikut.
·
Indo-Cina
harus dimerdekakan dari imperialisme Perancis.
·
Kemerdekaan
bagi Tunisia dan Maroko.
·
Menyetujui
dan mengusahakan adanya Konferensi Asia Afrika dan memilih Indonesia sebagai penyelenggara.
3.
Konferensi Bogor (28-31 Desember 1954)
Disebut Konferensi Panca Negara II
karena dihadiri oleh 5 negara. Gagasan Indonesia untuk mengadakan konferensi
Asia Afrika tidak dapat dilepaskan dari tujuan diplomasinya untuk mendapatkan
dukungan bagi perjuangan Irian Barat. Oleh sebab itu, pada akhir tahun 1954
diselenggarakan Konferensi Panca Negara di Bogor untuk mengawali Konferensi
Asia Afrika.
Konferensi Bogor berhasil menyusun keputusan-keputusan
berikut ini:
·
Konferensi
Asia Afrika akan dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18 - 24 April 1955.
·
Menetapkan
negara-negara yang diundang sebagai peserta Konferensi Asia Afrika.
·
Menetapkan
kelima negara peserta Konferensi Bogor sebagai negara-negara sponsor.
·
Menentukan
rencana agenda konferensi dan merumuskan pokok-pokok tujuan Konferensi Asia
Afrika.
4. Pelaksanaan KAA pertama (KAA I)
Konferensi Asia Afrika diadakan di
Bandung pada tanggal 18 - 24 April 1955.
a. Negara peserta
Konferensi dihadiri 29 negara dari
kawasan Asia Afrika yang terdiri dari 5 negara pengundang dan 24 negara yang
diundang.
v negara pengundang
Indonesia, India, Srilanka, Pakistan,
dan Burma (sekarang Myanmar).
v negara-negara yang diundang adalah:
Filipina, Nepal, Thailand, Libanon,
Vietnam Selatan, RRC, Vietnam Utara, Afghanistan, Laos, Iran, Turki, Irak,
Jepang, Syria, Yordania, Saudi Arabia, Kamboja, Yunani, Mesir, Lybia, Sudan,
Liberia, Ethiopia, Ghana.
b. Agenda KAA
Ø Memajukan kerja sama antarbangsa di
Asia Afrika demi kepentingan bersama.
Ø Meninjau masalah-masalah sosial,
ekonomi, dan budaya.
Ø Memecahkan masalah kedaulatan
nasional, rasialisme, dan kolonialisme.
Ø Memperkuat kedudukan dan peranan
negara di Asia dan di Afrika dalam usaha perdamaian dunia.
c. Hasil KAA
1) Keputusan KAA
·
Memajukan
kerja sama antarbangsa di kawasan Asia Afrika dalam bidang sosial, ekonomi, dan
budaya.
·
Menuntut
kemerdekaan atas Aljazair, Tunisia, dan Maroko.
·
Menuntut
pengembalian Irian Barat kepada Indonesia dan Aden kepada Yaman.
·
Menentang
diskriminasi dan kolonialisme.
·
Ikut
aktif dalam mengusahakan dan memelihara perdamaian dunia
2) Dasasila Bandung
Konferensi Asia Afrika I juga berhasil
mencetuskan 10 prinsip dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sepuluh prinsip
ini dikenal dengan nama Bandung Declaration atau Dasasila Bandung. Bandung
Declaration ini dicantumkan dalam Declaration on The Promotion of
World Peace and Cooperation.
1.
Menghormati
hak asasi manusia seperti yang tercantum dalam Piagam PBB.
2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial
semua bangsa.
3. Mengakui persamaan semua bangsa, baik
besar maupun kecil.
4. Tidak melakukan campur tangan terhadap
urusan dalam negeri negara lain.
5. Menghormati hak setiap bangsa untuk
mempertahankan diri, baik secara sendiri maupun kolektif sesuai piagam PBB.
6. Tidak melakukan tekanan terhadap
negara lain.
7. Tidak melakukan tindakan atau agresi
terhadap keutuhan wilayah dan kemerdekaan negara lain.
8. Menyelesaikan perselisihan
internasional dengan jalan damai sesuai Piagam PBB.
9. Memajukan kerja sama untuk kepentingan
bersama.
10.
Menghormati
hukum dan kewajiban internasional.
5. Peran Indonesia dalam KAA
·
sebagai
salah satu pelopor dan pemrakarsa KAA,
·
Sebagai
tempat penyelenggaraan KAA.
6. Arti penting KAA
1. Bagi Indonesia
·
Pemerintah
Indonesia berhasil mencapai kesepakatan mengenai masalah RRC tentang dwikewarganegaraan
(dua status kewarganegaraan). Usai konferensi, mereka yang memiliki
dwikewarganegaraan diharuskan memilih menjadi warga negara Indonesia atau warga
negara RRC.
·
RI
mendapat dukungan dalam perjuangan pengembalian Irian Barat.
2. Makna dan arti penting terselenggaranya KAA.
·
Merupakan
pendorong kemerdekaan bangsa-bangsa Asia –Afrika untuk lepas dari cengkeraman
imperialisme dan kolonialisme Barat.
·
Menjadi
pendorong lahirnya Gerakan Nonblok.
·
Merupakan
pencetus semangat solidaritas dan kebangkitan negara Asia Afrika dalam
menggalang persatuan.
·
Memberikan
harapan baru bagi bangsa-bangsa yang sudah maupun belum merdeka.
·
Mulai
diikutinya politik luar negeri bebas dan aktif yang dijalankan oleh Indonesia,
India, Myanmar, dan Sri Lanka.
·
Kembali
bangkit dan sadarnya bangsa-bangsa Asia dan Afrika akan potensi yang dimiliki.
·
Diakuinya
nilai-nilai Dasasila Bandung oleh negara-negara maju karena terbukti memiliki
kemampuan dalam meredakan ketegangan dunia.
·
Mulai
dihapuskannya praktik-praktik politik diskriminasi ras oleh negara-negara maju.
7. KAA II (19-24 April 2005)
Tindak lanjut dari KAA I. Pada 19-24
April 2005, negara-negara yang bergabung dalam KAA kembali bertemu di Bandung,
Indonesia. Hal ini dilakukan oleh 100 negara peserta untuk menegaskan ulang
bahwa semangat yang digalang tahun 1955 lalu masih solid dan berlaku.
a. Hasil KAA II tahun 2005 di Bandung :
Konferensi ini menghasilkan Nawa Sila Bandung, yakni sembilan
prinsip yang terangkum dalam New Asian-African Strategic Partnership (NAASP).
1)
Pengakuan
terhadap Dasa Sila Bandung yang dihasilkan dari KAA 1955;
2) Pengakuan atas keanekaragaman antara
dan di dalam wilayah, termasuk sistem ekonomi dan sosial, dan tingkatan
pembangunan;
3) Komitmen pada dialog terbuka,
berlandaskan saling menghormati dan keuntungan bersama;
4) Memajukan kerja sama non-eksklusif
dengan melibatkan seluruh stakeholders (pihak berkepentingan);
5) Pencapaian kerja sama praktis dan
berkelanjutan berlandaskan keuntungan komparatif kemitraan sejajar, visi dan
pemilikan bersama, dan juga tekad bersama yang kuat untuk menangani tantangan-tantangan
bersama;
6) Memajukan kemitraan berkelanjutan
melalui melengkapi atau membangun inisiatif regional/ subregional yang sudah
ada di Asia dan Afrika;
7) Memajukan masyarakat yang adil,
demokratik, terbuka, bertanggung jawab, dan harmonis;
8) Memajukan dan melindungi hak-hak asasi
manusia dan kebebasan-kebebasan dasar, termasuk hak untuk membangun;
9)
Memajukan
upaya-upaya kolektif dan terpadu dalam forum-forum multilateral
C. Gerakan Non-Blok (GNB)
Setelah PD II, negara-negara di dunia
tergabung dalam dua blok yang bertentangan ideologi. Yaitu blok barat
(demokrasi liberal) terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Perancis,Belanda,
Belgia, Luxemburg, Norwegia, Kanada. Dan blok timur (komunis-sosialis) terdiri
dari : Uni Soviet, Cekoslovakia, Rumania, dan Jerman Timur.
Untuk mempertahankan kedudukan masing-masing
blok tersebut, mereka membentuk pakta pertahanan masing-masing, yaitu:
Blok Barat membentuk NATO (North Atlantic Treaty
Organization),
Blok Timur membentuk Pakta Warsawa
Negara-negara yang netral (yang tidak
memihak/non aligned) kemudian membentuk gerakan negara-negara Nonblok.
KAA dianggap sebagai pendahulu bagi berdirinya GNB. KAA telah melahirkan prinsip-prinsip
perdamaian, kerja sama internasional, kebebasan, kemerdekaan, dan hubungan
antarbangsa.
a.
Pada
tahun 1956 Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), Presiden Joseph Bros Tito
(Yugoslavia), dan PM Jawaharlal Nehru (India) mengadakan pertemuan di Brioni.
b. Pada bulan September 1960 ketiga tokoh
tersebut mengadakan pertemuan dengan Ir. Soekarno dan Nkrumah dari Ghana.
c.
Kegiatan
tersebut diikuti dengan pertemuan persiapan bagi Konferensi GNB di Kairo bulan
Juni 1961. Dalam konferensi di Kairo merumuskan kriteria negara yang akan
diundang dalam KTT GNB I maupun prinsip-prinsip GNB.
1. Latar Belakang GNB
Gerakan Nonblok terbentuk karena
kesamaan sikap dan cita-cita. Sikap yang dimaksud adalah tidak mau terikat atau
memihak salah satu blok, baik oleh Blok Barat maupun Blok Timur.
Untuk menunjukkan ketidakterikatan
mereka, maka dibentuk GNB yang disponsori oleh 4 negara,
yaitu:
1.
Indonesia
(Soekarno),
2. India (Jawaharlal Nehru),
3. Mesir (Gamal Abdul Nasser), dan
4.
Yugoslavia
(Josip Broz Tito)
Dipandang dari sudut ideologi, keempat
negara tersebut berbeda satu dengan yang lain. Indonesia menganut ideologi
Pancasila; India menganut Demokrasi Liberal, Mesir menganut ideologi Islam; dan
Yugoslavia menganut ideologi Sosialis.
2. Pendorong GNB
a. Persamaan nasib bangsa-bangsa yang
pernah dijajah menggalang solidaritas untuk mengenyahkan kolonialisme.
b. Terjadinya Perang Dingin dan
ketegangan dunia akibat persaingan antara blok Barat dan blok Timur.
c. Terjadinya Krisis Kuba yang
mengancam perdamaian dunia.
d. Pada tahun 1961 terjadi pertemuan
di Kairo sebagai persiapan KTT I GNB.
3. Prinsip GNB
a. Tidak berpihak dalam persaingan
blok Barat dan blok Timur.
b. Berpihak terhadap perjuangan
antikolonialisme.
c. Menolak ikut serta berbagai bentuk aliansi
militer.
d. Menolak aliansi bilateral dengan
negara super power.
e. Menolak pendirian basis militer
negara super power di wilayah masing-masing.
4. Tujuan GNB
·
Mendukung
perjuangan dekolonisasi dan memegang teguh perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme,
neokolonialisme dan rasialisme.
·
Menjadi
wadah perjuangan negara-negara sedang berkembang.
·
Mengurangi
ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur.
·
Menyelesaikan
persengketaan dengan jalan diplomasi (jalan damai).
5. Peran Indonesia dalam GNB
·
Indonesia
ikut mempersiapkan dan merintis berdirinya Gerakan Nonblok.
·
Indonesia
ikut juga aktif dalam persiapan penyelenggaraan KTT I Gerakan Nonblok di
Yugoslavia pada tahun 1961.
·
Dalam KTT GNB X tahun 1992, Indonesia berperan
sebagai tuan rumah penyelenggaraan KTT dan Presiden Soeharto bertindak sebagai
ketua GNB.
·
Indonesia
memprakarsai kerja sama teknis di beberapa bidang misalnya bidang pertanian dan
kependudukan.
·
Indonesia mencetuskan upaya menghidupkan
kembali dialog Utara-Selatan.
6. Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi GNB (KTT GNB)
KTT GNB dilaksanakan
sebanyak 14 kali yaitu :
KTT I Gerakan Nonblok berlangsung di Beograd, Yugoslavia
pada tanggal 1 - 6 September 1961.
KTT II Gerakan Nonblok berlangsung di Kairo, Mesir, pada
tanggal 5 -10 Oktober 1964.
KTT III Gerakan Nonblok berlangsung di Lusaka, Zambia
pada tanggal 8 - 10 September 1970.
KTT IV Gerakan Nonblok berlangsung di Aljir, Aljazair
pada tanggal 5 - 9 September 1973.
KTT V Gerakan Nonblok berlangsung di Colombo, Sri Lanka
pada tanggal 11 - 14 Agustus 1976.
KTT VI Gerakan Nonblok berlangsung di Havana, Kuba pada
tanggal 7 - 9 September 1979.
KTT VII Gerakan Nonblok berlangsung di New Delhi, India,
pada tanggal 7-11 Maret 1983.
KTT VIII Gerakan Nonblok berlangsung di Harare, Zimbabwe,
pada tanggal 1 - 6 September 1986.
KTT IX Gerakan Nonblok berlangsung di Beograd, Yugoslavia,
pada tanggal 4 - 8 September 1989.
KTT X Gerakan Nonblok berlangsung di Jakarta, Indonesia,
pada tanggal 1 - 6 September 1992.
KTT XI Gerakan Nonblok berlangsung di Kartagena, Kolombia,
pada tanggal 16 - 22 Oktober 1995.
KTT XII Gerakan Nonblok berlangsung di Durban, Afrika
Selatan pada tanggal 2 - 3 September 1998.
KTT XIII Gerakan Nonblok berlangsung di Kuala Lumpur,
Malaysia pada tanggal 20 - 25 Februari 2003.
KTT XIV Gerakan Nonblok berlangsung di Havana, Kuba pada
tanggal 11 -16 September 2006.
D. ASEAN
a) Kronologi Terbentuknya ASEAN
·
pengaruh
kekuatan politik antara Blok Barat dan Blok Timur telah menimbulkan Krisis regional
yang menuju permusuhan negara- negara di kawasan Asia Tenggara seperti antara Indonesia
dengan Malaysia dan Filipina sekitar tahun1960-an.
·
Untuk
mengatasi konflik di Asia Tenggara, pada tahun 1961, Macapagal (Presiden
Filipina) mengajukan gagasan dibentuknya forum Maphilindo
·
Gagasan
tersebut ditentang oleh negara-negara Blok Timur karena dapat menghalangi
pengaruh komunisme di Asia Tenggara.
·
Kedudukan
Maphilindo menjadi lemah setelah adanya gagasan pembentukan Federasi Malaysia
oleh Inggris pada tahun 1963. Anggota Federasi Malaysia terdiri dari
persekutuan Tanah Melayu (Malaya), Singapura, Brunei, Serawak, dan Sabah.
·
Indonesia
dan Filipina menentang gagasan Federasi Malaysia tersebut. Partai Komunis
Indonesia mengecam gagasan pembentukan Federasi Malaysia. Indonesia menganggap
Federasi Malaysia sebagai hasil neokolonialisme dan imperialisme.
Neokolonialisme adalah bentuk penjajahan gaya baru dari Inggris dan Amerika
Serikat.
·
Di
sisi lain pada saat itu Filipina secara mendadak mengklaim daerah Sabah dan
Serawak sebagai daerah Kerajaan Sulu di Filipina Selatan.
·
Kalimantan
Utara di bawah pimpinan Azhari menolak bergabung dengan Persekutuan Tanah
Melayu.
·
Untuk
menggagalkan pembentukan negara Federal Malaysia, Indonesia melancarkan Program
Dwikora. Inti dari program Dwikora adalah seruan untuk mengganyang Malaysia
melalui kekerasan senjata.
·
Untuk
menyelesaikan masalah Federasi Malaysia, pada tanggal 5 Agustus 1963
diselenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Maphilindo di Manila
(Filipina). Dalam konferensi itu dicapai persetujuan sebagai berikut.
Pembentukan Musyawarah Maphilindo.
Meminta Sekjen PBB, U Thant untuk
meneliti dan memastikan kehendak rakyat di Serawak, Brunei, dan Kalimantan
Utara (Sabah) sesuai dengan resolusi Sidang Umum PBB.
·
Sementara
itu, pengaruh dan kekuasaan komunis di Asia Tenggara seperti di Indonesia,
Vietnam, Kamboja, dan Laos semakin menguat. Di Indonesia terjadi pemberontakan
G 30 S/PKI pada tahun 1965 untuk menggulingkan pemerintahan yang sah dan
mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis.
·
Dalam
usaha melaksanakan hubungan kerja sama negara yang berada di wilayah Asia
Tenggara yang bersifat nonmiliter, pada tanggal 5 - 8 Agustus 1967, diselenggarakan pertemuan lima menteri luar negeri
negara-negara Asia Tenggara di Bangkok, Thailand. Kelima menteri luar negeri
itu berasal dari Indonesia, Singapura, Filipina, Malaysia dan Thailand. Pertemuan
tersebut menghasilkan Deklarasi Bangkok.
b) Latar Belakang
Berdirinya ASEAN dilatarbelakangi
adanya persamaan di antara negara-negara Asia Tenggara. Berikut ini
persamaan-persamaan tersebut.
a.
Persamaan letak geografis di kawasan Asia Tenggara.
b.
Persamaan budaya yakni budaya Melayu Austronesia.
c.
Persamaan nasib dalam sejarahnya yaitu sama-sama sebagai negara bekas dijajah
oleh bangsa asing.
d.
Persamaan kepentingan untuk menjalin hubungan dan kerja sama di bidang ekonomi,
sosial, dan budaya
Sebelum berdiri ASEAN, ada dua
organisasi yang mengantarkan pembentukan ASEAN. Kedua organisasi tersebut
adalah ASA dan Maphilindo.
a. ASA (Association
of Southest Asia),
dibentuk berdasarkan Deklarasi Bangkok tahun 1961 antara Malaysia, Thailand,
dan Filipina.
b. Maphilindo yang beranggotakan Malaysia,
Filipina, dan Indonesia pada tahun 1963. Berdiri di tengah dekolonisasi Inggris
yang kurang memuaskan Indonesia dan Filipina mengenai penggabungan Kalimantan
Utara ke dalam Malaysia.
Akhirnya kedua organisasi diganti
dengan ASEAN tahun 1967 setelah terjadi perubahan di Indonesia akibat peristiwa
G 30 S /PKI tahun 1965.
Berdirinya ASEAN ditandai dengan
ditandatanganinya Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 oleh lima menteri luar negeri negara-negara di Asia
Tenggara. Berikut ini kelima menteri luar negeri tersebut.
a. Adam Malik,
Menteri Luar Negeri Indonesia.
b. Tun Abdul Razak,
Wakil Perdana Menteri/Menteri Pembangunan Nasional Malaysia.
c. S. Rajaratnam,
Menteri Luar Negeri Singapura.
d. Narsisco Ramos,
Menteri Luar Negeri Filipina.
e. Thanat Koman,
Menteri Luar Negeri Thailand.
c) Azas dan Tujuan ASEAN
a) Azas ASEAN
Kerja sama ASEAN didasarkan pada asas:
saling menghormati kemerdekaan,
kedaulatan, persamaan dari semua anggota;
mengakui hak setiap bangsa untuk
hidup bebas dari campur tangan pihak luar;
tidak mencampuri urusan dalam negeri
masing- masing anggota; dan
menyelesaikan perselisihan secara
damai
b) Tujuan ASEAN
ASEAN sebagai organisasi memiliki
tujuan berikut.
a. Mempercepat pertumbuhan ekonomi dan
sosial budaya.
b. Meningkatkan perdamaian dan
stabilitas regional.
c. Meningkatkan kerja sama dengan
saling membantu di bidang ekonomi, sosial budaya, teknik, ilmu pengetahuan dan
administrasi.
d. Bekerja sama dalam meningkatkan
pertanian dan industri, perluasan perdagangan, penyempurnaan fasilitas
komunikasi dan mempertinggi taraf hidup rakyat masing-masing negara.
e. Meningkatkan pengkajian wilayah
Asia Tenggara.
f. Memelihara kerja sama yang erat dan
berguna dengan organisasi internasional dan regional lainnya.
c)
Struktur
Organisasi ASEAN
Sebelum KTT ASEAN di Bali.
a. Annual
Ministreal Meeting (AMM), merupakan sidang tertinggi yang dihadiri oleh
para menteri luar negeri.
b. Standing
Committee bertanggung jawab terhadap jalannya organisasi serta
mempersiapkan AMM berikutnya. Tugasnya merekomendasi dan melaksanakan program
yang telah disepakati dalam AMM.
c. Komisi-komisi
tetap (permanent committee) dengan tugas merekomendasi rencana program ASEAN
dan melaksanakannya.
d.
Komisi khusus tugasnya mengoordinasi tanggapan nasional terhadap hasil yang
telah dicapai ASEAN dan menyiapkan agenda pertemuan Standing Committee.
ASEAN
memiliki 5 komisi khusus dalam bidang ekonomi dan 3 komisi khusus nonekonomi.
Berikut
ini lima komisi khusus di bidang ekonomi.
a.
Komite Perdagangan dan Pariwisata (Committee on Trade and Tourism/COTT)
berkedudukan di Singapura.
b.
Komite Industri Pertambangan dan Energi (Committee on Industry Mineral and
Energy / COMT) berkedudukan di Filipina.
c.
Komite Keuangan dan Perbankan (Committee on Finance and Bank/COFAB)
berkedudukan di Thailand.
d.
Komite Pangan, Pertanian, dan Kehutanan (Committee on Food, Agriculture, and
Foresty/COFAF) berkedudukan di Indonesia.
e.
Komite Transportasi dan Komunikasi (Committee on Transportation on
Communication/COTAC) berkedudukan di Malaysia.
Sementara
itu, 3 komisi di bidang nonekonomi antara
lain sebagai berikut.
a.
Komite Kebudayaan dan Penerangan (Committee on Culture and Information/COCI).
b.
Komite Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Committee on Science and Technology/
COST).
c.
Komite Pembangunan Sosial (Committee on Social Development atau COSD).
Kedudukan
ketiga komite tersebut dilakukan secara bergilir setiap tiga tahun sekali.
Setelah KTT ASEAN di Bali tahun 1976,
terjadi perubahan struktur ASEAN, yaitu:
a.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) merupakan instansi tertinggi dalam ASEAN,
disusul AMM dilengkapi pertemuan Menteri Ekonomi lainnya, sehingga susunannya
menjadi:
1)
Summit Meeting (pertemuan kepala negara),
2)
Annual Ministreal Meeting (AMM),
3) Standing
Committee,
4)
Komisi Tetap (Permanent Committee),
5)
Komisi Khusus, dan
6)
Sekretaris Nasional ASEAN
b.
Dibentuk Sekretariat ASEAN yang dipimpin Sekretaris Jenderal ASEAN yang berkedudukan
di Jakarta dan dijabat secara bergilir dengan masa jabatan dua tahun. Sebagai
Sekjen ASEAN pertama ditetapkan Letjen H.R. Sudharsono dari Indonesia yang
diangkat pada tanggal 7 Juni 1976.
d)
Pelaksanaan
KTT ASEAN
Sejak KTT ke-7 tahun 2001, KTT ASEAN
diselenggarakan setiap tahun. Sejak berdirinya ASEAN telah berlangsung 13 KTT
resmi dan 4 KTT tidak resmi.
KTT ASEAN I berlangsung pada tanggal 23 – 24 Februari 1976 di Denpasar
(Indonesia).
KTT ASEAN II berlangsung pada tanggal 4 – 5 Agustus 1977 di Kuala Lumpur
(Malaysia).
KTT ASEAN III berlangsung pada tanggal 14 - 15 Desember 1987di Manila
(Filipina).
KTT ASEAN IV berlangsung pada tanggal 27 - 28 Januari 1992 di Singapura.
KTT ASEAN V berlangsung pada 14 - 15 Desember 1995 di Bangkok (Thailand).
KTT tidak resmi ke-1 berlangsung pada tanggal 30 November 1996 di
Jakarta (Indonesia).
KTT tidak resmi ke-2 pada tanggal 14 - 16 Desember 1997 di Kualalumpur
(Malaysia).
KTT ASEAN VI berlangsung pada tanggal 15 - 16 Desember 1998 di Hanoi (Vietnam).
KTT tidak resmi ke-3 berlangsung pada tanggal 27 - 28 November 1999 di
Manila (Filipina).
KTT tidak resmi ke-4 berlangsung pada tanggal 22 - 25 November 2000 di
Singapura.
KTT ASEANVII berlangsung pada tanggal 5 – 6 November 2001 di Bandar Seri
Begawan (Brunei).
KTT ASEAN VIII berlangsung pada tanggal 4 - 5 November 2002 di Kamboja.
KTT ASEAN IX berlangsung pada tanggal 7 – 8 Oktober 2003 di Bali (Indonesia).
KTT ASEAN X berlangsung pada tanggal 29 - 30 November 2004 di Vientiane (Laos).
KTT ASEAN XI berlangsung pada tanggal 12 - 14 Desember 2005 di Kuala Lumpur
(Malaysia)
KTT ASEAN XII berlangsung pada tanggal 11 - 14 Januari 2007 di Cebu (Filipina).
KTT ASEAN XIII berlangsung 18 - 22 November 2007 di Singapura.
e) Bentuk
Kerjasama ASEAN
1. Bidang Politik
Salah
satu prestasi yang cukup penting dari ASEAN adalah lahirnya Deklarasi ZOPFAN (Zone
of Peace, Freedom, and Neutrality) yang dicanangkan tanggal 27 November
1971. Dalam deklarasi tersebut dinyatakan bahwa ASEAN akan mengusahakan
pengakuan dan penghormatan wilayah Asia Tenggara sebagai zona bebas, damai, dan
netral dari kekuatan luar serta memperluas kerja sama dengan penuh solidaritas.
Di samping itu juga mencetuskan SEANWFZ (South East Asian Nuclear Weapon
Free Zone), yaitu kawasan Asia Tenggara merupakan daerah bebas senjata
nuklir.
2. Bidang Ekonomi
1)
Ditandatanganinya ASEAN PTA (Preferential Trading Arrangement) yaitu pengaturan
dagang preferensial pada tanggal 24 Februari 1977 di Manila. ASEAN PTA
merupakan skema yang dirancang untuk memberi kemudahan, mempromosikan, dan
memperluas perdagangan antarnegara anggota ASEAN. Aturan ini memberlakukan
pengurangan tarif atas berbagai barang yang disepakati bersama.
2)
Dalam bidang industri telah disetujui kerja sama pembangunan lima buah proyek bersama
negara anggota ASEAN, yaitu:
a) Proyek pabrik pupuk urea / amoniak di Indonesia dan
Malaysia,
b) Proyek industri tembaga di Filipina,
c) Proyek pabrik mesin diesel di Singapura, dan
d) Proyek pabrik superfosfat di Thailand.
3) Dalam
Bidang ekonomi, dilaksanakan melalui komite-komite, yaitu :
3. Bidang Sosial Budaya
1)
Pada tahun 1972 dibentuk Panitia Tetap Sosial Budaya untuk memasyarakatkan
ASEAN di kalangan remaja, seniman, dan cendekiawan.
2)
Pertukaran seni dan budaya melalui Festival Lagu Populer dan Festival Film
ASEAN.
3)
Pertukaran pelajar dan mahasiswa.
4)
Pemberantasan buta huruf.
Pada
tanggal 26 Agustus 2007 ASEAN telah mencanangkan Perjanjian Perdagangan Bebas
dengan Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, Selandia Baru yang akan
dilaksanakan pada tahun 2013, dengan pengukuhan Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun
2015.
f)
Peran
Indonesia dalam ASEAN
a.
Indonesia sebagai salah satu negara pelopor dan ikut menandatangani Deklarasi
Bangkok yang menandai berdirinya ASEAN.
b.
Indonesia beberapa kali dipercaya sebagai tempat penyelenggaraan KTT ASEAN.
c.
Indonesia secara aktif ikut menyempurnakan struktur organisasi ASEAN ketika KTT
di Bali tahun 1976.
d.
Memainkan peran yang aktif dalam penyelesaian masalah di Kamboja. Indonesia
menyelenggarakan Jakarta Informal Meeting (JIM) tahun 1988. Pertemuan
ini dilanjutkan dengan Konferensi Internasional di Paris tahun 1989 yang diketuai
bersama antara Prancis dan Indonesia (diwakili Ali Alatas).
e.
Sebagai pemilik SKSD Palapa, Indonesia mengijinkan para anggota ASEAN untuk
menggunakan satelit tersebut, sehingga komunikasi antaranggota ASEAN menjadi
semakin lancar dan efektif.
f. Sekretariat
tetap ASEAN ditetapkan di Jakarta, dan Letnan Jenderal Hartono Dharsono menjadi
Sekretaris Jenderal ASEAN yang pertama.
g.
Ikut aktif membantu menyelesaikan masalah Moro di Filipina. Sampai tahun 2007.
Daftar Pustaka
Fattah, Sanusi … [et.al] .2008. Ilmu pengetahuan sosial :
untuk SMP/MTs kelas IX.Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional,
2008.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2015.Ilmu
Pengetahuan Sosial (SMP/MTs Kelas 9).Jakarta : Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan
Sukmayani
,Ratna … [et.al.] .2008.Ilmu pengetahuan sosial 3: untuk SMP/MTs kelas
IX.Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar